jpnn.com, BERAU - Personel Polsek Bidukbiduk menciduk seorang guru yang sudah berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Batu Putih, yakni RD (44).
Guru SD tersebut diduga telah menjalankan bisnis haram jenis sabu.
BACA JUGA: Alhamdulilah, Ganjar dan Yasin Penuhi Janji untuk Guru Pesantren di Jateng
Kapolsek Bidukbiduk Iptu Didin Nurdin, mengatakan penangkapan RD bermula ketika jajarannya di Polsubsektor Batu Putih mendapat informasi dari masyarakat terkait hal itu.
Atas laporan itu, petugas langsung bergerak mencari tahu kebenaran akan hal tersebut hingga mengumpulkan fakta yang cukup, tim langsung memeriksa RD pada hari yang sama.
BACA JUGA: Yamaha Merilis Skutik Hybrid, Harganya Mulai Rp 14 Jutaan, Murah?
“Kepolisian kemudian segera melakukan penyelidikan dan meringkus pelaku di rumahnya," kata Didin.
Saat menggeledah tempat tinggal pelaku, pada pukul 17.00 Wita, ditemukan 10 paket yang diduga narkotika jenis sabu-sabu dalam berbagai takaran.
BACA JUGA: Akhirnya Guru Honorer Bisa Cek Tilok & Waktu Ujian PPPK 2021, Alhamdulillah
"Pelaku kemudian langsung diamankan ke Mapolsek Bidukbiduk,” lanjut dia.
Selain 10 paket sabu seberat 1,76 gram yang disimpan pelaku di dalam tas, polisi juga menyita uang tunai Rp 1,6 juta yang diakui pelaku merupakan hasil penjualan sebelumnya.
Dari pengakuan pelaku, lanjut perwira berpangkat balok dua itu, RD baru menjalani bisnis haram itu satu bulan terakhir.
Dengan modal awal sekitar Rp 3 juta, RD mendapat dua gram sabu dari seorang bandar yang berada di Kalimantan Utara.
Namun, pelaku mengatakan tidak pernah bertemu dengan bandar tersebut.
Transaksi hanya melalui perantara. Kini, pihaknya pun masih melakukan pengembangan untuk meringkus bandar tersebut.
“Transaksi sabunya melalui seorang perantara, untuk pembayarannya melalui transfer bank. Sementara lokasi pertemuan antara pelaku dan perantara dilakukan di berbagai tempat. Salah satunya di Kecamatan Tanjung Redeb,” jelasnya.
RD kini telah diitetapkan sebagai tersangka karena terbukti melanggar pasal 114 ayat (1) atau pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
“Ancaman hukumannya maksimal 20 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 10 miliar,” pungkas Didin. (aky/sam/beraupost)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... 11 Tahun jadi Guru, Pak Doni Hanya Digaji Rp 60 Ribu
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha