Gus Muhaimin Usulkan 2 Ormas ini Jadi Kandidat Peraih Nobel Perdamaian

Rabu, 16 Februari 2022 – 17:20 WIB
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Abdul Muhaimin Iskandar mengusulkan dua organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam menjadi kandidat wakil dari Indonesia untuk meraih Nobel Perdamaian 2022-2023.

Dua ormas yang diusulkan Gus Muhaimin masing-masing Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

BACA JUGA: Lahir di Desa, Gus Muhaimin Dinilai Mengerti Kebutuhan Petani

"Saya, dengan ini akan secara resmi mengajukan nominasi NU dan Muhammadiyah sebagai wakil Indonesia untuk menerima Nobel Perdamaian 2022-2023."

"Kedua lembagga itu layak menerimanya," ujar Muhaimin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (16/2).

BACA JUGA: Keras! Ganjar Sentil Bupati Karanganyar Gegara Hal ini

Menurut Gus Muhaimin, NU dan Muhammadiyah berhak dinominasikan sebagai peraih Nobel Perdamaian karena telah mengukir prestasi sekaligus berjasa besar bagi perdamaian di Indonesia maupun dunia internasional.

Prestasi yang dimaksud Muhaimin antara lain mewujudkan Indonesia damai, toleran, bersatu, serta memberikan bantuan kemanusiaan maupun advokasi internasional melalui pembelaan dan pemulihan hak-hak kaum minoritas.

BACA JUGA: Penurunan Kasus Covid-19 di Jakarta Bisa Jadi Karena Hal ini, Bukan Karena Melandai

Dengan ajaran Islam yang rukun serta penuh kasih, lanjutnya, NU dan Muhammadiyah telah merajut penyesuaian antara Islam dan demokrasi, merawat perdamaian, mencegah terjadinya konflik, hingga mengamalkan kebebasan beragama dan berkeyakinan.

"Berkat NU dan Muhammadiyah, Indonesia dapat menjadi contoh negara dengan penduduk muslim terbesar, tetapi tetap menjalankan sistem demokrasi dan negara yang stabil serta aman," katanya.

Muhaimin memaparkan kontribusi NU dalam mewujudkan perdamaian di kancah internasional.

Melalui Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), NU memulai World Conference on Religion and Peace (WCRP).

NU juga hadir mengupayakan penyelesaian konflik di Israel dengan Palestina, serta memelopori International Conference of Islamic Scholars (ICIS) dan International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISMIL).

Sementara Muhammadiyah, juga berperan dalam mewujudkan perdamaian dunia, kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Muhammadiyah telah bertahun-tahun menjadi anggota International Counter Group (ICG) dan Center for Dialogue and Coorporation among Civilisations (CDCC).

Muhammadiyah juga berperan aktif menemukan resolusi konflik antara Moro dan Pemerintah Filipina, serta konflik di Afrika Tengah, Nigeria, Thailand, Myanmar, dan Palestina.

NU dan Muhammadiyah pun memberi pemahaman terkait ajaran, nilai dan praktik agama Islam yang damai serta toleran.

Kedua ormas Islam itu juga mengutamakan kesetaraan hak perempuan di Indonesia dan berperan dalam pengambilan kebijakan di negara-negara muslim, seperti Pakistan, Afganistan, Tunisia dan Malaysia.

Gus Muhaimin juga mengatakan NU dan Muhammadiyah berjasa besar mengurangi dan menghapus sumber kekerasan atau konflik, melalui pencegahan radikalisasi dan melakukan deradikalisasi.

NU dan Muhammadiyah berperan besar dalam memulihkan demokrasi dan hak asasi manusia pada tahun 1998, tambah Muhaimin.

"Sejarah mencatat para tokoh serta cendekiawan NU dan Muhammadiyah ikut aktif menggerakkan sekaligus memprakarsai berbagai kebijakan publik dan undang-undang, yang menandai pulihnya sistem demokrasi ataupun lembaga-lembaga demokrasi di Indonesia."

"Di antaranya, UU Hak Asasi Manusia, penghapusan diskriminasi kepada etnis China, UU Sistem Jaminan Sosial Nasional, dan UU Antikorupsi," katanya.

Untuk mendukung NU dan Muhammadiyah meraih Nobel Perdamaian tersebut, Gus Muhaimin akan membentuk tim teknis untuk menulis surat pencalonan resmi dan mengirimkan ke panitia di Parlemen Norwegia.

Dia juga meminta Presiden Joko Widodo memberikan surat dukungan resmi terkait pencalonan tersebut.

"Saya sungguh-sungguh mengajak semua kalangan; khususnya kepada Presiden Joko Widodo, saya memohon beliau memberi dukungan sepenuhnya," tuturnya.

Menurut Gus Muhaimin, Jokowi sebagai presiden sangat berhak mengajukan pencalonan dan mendukung pemberian nominasi itu.

"Terakhir, kami akan bertemu dengan Duta Besar Norwegia di Jakarta untuk menyerahkan surat pencalonan tersebut."

"Kami juga akan menemui dan berdialog dengan Ketua Parlemen Norwegia di Oslo untuk menyerahkan pencalonan tersebut," pungkas Muhaimin.(Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler