jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Relawan Komunitas Pecinta Ganjar-Mahfud (Kopi Gama), Gus Paox Iben menyayangkan aspek pertahanan budaya belum menjadi perhatian utama para capres.
Pandangan tersebut disampaikan Gus Iben saat melihat mayoritas capres belum memiliki pemahaman pertahanan budaya yang komprehensif saat menjelaskan aspek budaya dalam pertahanan negara pada debat ketiga yang berlangsung Minggu (7/1) malam.
BACA JUGA: Debat Capres, Pakar: Ganjar Tampil Mengejutkan
“Tekanan terhadap konten kebudayaan masih sangat kurang. Padahal seharusnya kebudayaan bisa menjadi Panglima,” kata dia kepada wartawan selepas mengikuti Debat Capres.
Padahal, menurut Gus Iben, pengertian kebudayaan saat ini makin luas. Tidak lagi terbatas pada aktivitas kesenian dan tarian-tarian. Perspektif kebudayaan justru merambah kepada kebudayaan militer dan kebudayaan tahan pangan.
BACA JUGA: Pesta Rakyat Ganjar-Mahfud Lamongan, Sukacita hingga Deklarasi Akbar
Gus Paox Iben pun memuji Ganjar Pranowo yang menyinggung konsep Garda Samudera sebagai strategi baru dari poros maritim dunia. Menurutnya, Garda Samudera secara konseptual sangat mengakomodir agenda kebudayaan laut.
“Garda Samudera mengalami kemunduran karena kita meninggalkan laut. Kita sudah jauh dari kebudayaan laut,” ucapnya.
BACA JUGA: Ganjar Berkomitmen Cetak Generasi Muda Ahli Siber
Terlebih sebelumnya Ganjar Pranowo juga menyampaikan soal konsep pertahanan rakyat swasta. Dalam konsep tersebut, ungkap Paox Iben, sudah tersedia konsep kemandirian budaya untuk rakyat.
“Mas Ganjar agak realistis. Sementara Mas Anies sangat normatif. Prabowo kurang care dengan kebudayaan,” tegas dia.
Gus Iben menambahkan usulan program duta besar siber yang diusung Ganjar Pranowo menjadi tawaran yang cukup menarik.
Sebab, dengan strategi tersebut, upaya untuk menahan serangan dan ancaman bisa diselesaikan lebih cepat.
“Kita mesti punya duta siber. Keyword-keyword (yang disampaikan Ganjar) tersebut menarik,” tutur dia. (flo/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi