jpnn.com, JAKARTA - Pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Novel Bamukmin mengecam sikap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menentang adanya peraturan daerah (perda) tentang agama. Menurut Bamukmin, sikap PSI itu sangat bertentangan dengan Pancasila.
"Sikap PSI ini jelas sudah bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila baik secara sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa maupun sila yang lainnya," kata Novel dalam keterangan yang diterima, Senin (12/11).
BACA JUGA: Jokowi: Alhamdulillah Sudah Menang
Menurut Novel, sila pertama Pancasila mengatur soal rakyat untuk mengaplikasikan kehidupan beragamanya dalam rutinas sehari-hari dan bernegara. Hal itu juga dijamin kebebasannya sesuai UUD 1945.
"Kalau memang di daerah yang mayoritas Islam, silakan saja untuk berupaya menerapkan Perda Syariah tentunya dengan penjajakan sesuai kebutuhan dan musyawarah. Begitupun kalau daerah itu mayoritas kristen, boleh-boleh saja menerapkan Perda Injil selama tidak bertentangan dengan Pancasila dan kepentingan rakyat indonesia," kata Novel.
BACA JUGA: Selamat Ultah buat PSI, Semoga Jadi Unicorn di Kancah Parpol
Juru bicara PA 212 ini juga menambahkan, kader-kader PSI seperti Guntur Romli dan Raja Juli Antoni berpaham liberalisme yang sesat. Menurutnya, kedua orang itu mengesampingkan ayat-ayat suci dan mengedepankan pasal-pasal konstitusi seperti membela Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Sebaiknya para tokoh masyarakat dan umat Islam bisa mengajukan pembubaran PSI ini lewat jalur konstitusi karena telah mempunyai landasan partai berideologi antiagama dan paling sedikit masyarakat untuk tidak memilih partai yang antiterhadap ayat-ayat suci," kata dia.
BACA JUGA: PSI Bertekad Lawan Korupsi dan Intoleransi
Lebih lanjut kata Novel, partai bisa dibubarkan karena dua hal. Pertama menggugat di Mahkamah Konstitusi (MK) dan inisiatif dari internal partai.
Seperti diberitakan, PSI secara terang-terangan menolak adanya peraturan daerah tentang agama di Indonesia. Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan penolakan PSI terhadap perda baik injil atau syariah untuk menciptakan keadilan di masyarakat, mencegah lahirnya ketidakadilan, diskiriminasi dan seluruh tindak intoleransi di Indonesia.
"Partai ini tidak akan pernah mendukung Perda Injil atau Perda Syariah, dan tidak boleh ada lagi penutupan rumah ibadah secara paksa," kata Grace dalam pidato politiknya di ICE BSD, Tangerang, Sabtu (11/11) malam.
Menurut dia, adanya perda syariah dan juga injil telah membuktikan telah membatasi kebebasan masyarakarat sehingga ini telah menciptakan adanya ketidakadilan.
Contoh kecil adanya perda tersebut adanya batasan soal kebebasan berbusana. Di mana di salah satu daerah siswa dan siswi dipaksa memakai busana tertentu. Padahal sekolah itu adalah negeri. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Grace Natalie: Buat Apa Partai Baru tapi Gaya Lama
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga