Habib Rizieq Beber Pertemuannya dengan BG, 2 Kali Jumpa Tito Karnavian, Ditelepon Wiranto

Kamis, 10 Juni 2021 – 15:32 WIB
Habib Rizieq Shihab saat menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (14/4). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Habib Rizieq Shihab (HRS) membongkar pertemuannya dengan Wiranto, Budi Gunawan, hingga Tito Karnavian selama di Arab Saudi.

Hal itu diungkapkan Habib Rizieq saat membacakan pleidoi terkait kasus tes usap RS Ummi Bogor, pada persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (10/6).

BACA JUGA: Baca Pleidoi, Habib Rizieq: Tuntutan Jaksa Terlalu Sadis, tak Bermoral

HRS mengeklaim sebelum dirinya dicekal pada tahun pertamanya di Arab Saudi, ia selalu membuka diri dan mengajak pemerintah Indonesia untuk berdialog menyelesaikan konflik demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Pada akhir Mei 2017, saat saya berada di Kota Tarim, Yaman, saya ditelepon Menko Polhukam Jenderal TNI (Pur) Wiranto dan beliau mengajak saya dan kawan-kawan untuk membangun kesepakatan agar tetap membuka pintu dialog dan rekonsiliasi," kata Habib Rizieq.

BACA JUGA: Prabowo Kian Mesra dengan Megawati, Kubu Habib Rizieq Merespons Seperti Ini

HRS menjelaskan pihaknya menyambut baik imbauan Wiranto, karena sejak semula justru itu yang diharapkannya.

Dia juga menyebutkan pernah bertemu dengan Budi Gunawan (BG), Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan rombongan pada awal Juni 2017.

BACA JUGA: Siti Aminah Merintih di Kontrakan Kamis Dini Hari, Fahri: Dia Selingkuh, Pak!

Rizieq juga menyebutkan kedua belah pihak bahkan membuat kesepakatan tertulis hitam di atas putih. 

Surat tersebut kemudian dibawa ke Jakarta, dipersaksikan serta ditandatangani juga oleh Ketua Umum MUI Pusat Ma’ruf Amin yang kini menjadi Wakil Presiden RI.

"Yang ditandatangani oleh saya dan Komandan Operasional BIN Mayjen TNI (Pur) Agus Soeharto di hadapan Kepala BIN dan timnya," kata Habib Rizieq.

Mantan imam besar FPI itu menyebutkan salah satu isi dari kesepakatan itu ialah untuk menghentikan seluruh kasus hukum atas dirinya dan kawan-kawan. 

Dia menyebutkan, hal ini bertujuan untuk tidak lagi menimbulkan fitnah kriminalisasi, dan sepakat mengedepankan dialog daripada pengerahan massa, serta siap mendukung semua kebijakan Pemerintahan Jokowi Widodo selama tidak bertentangan dengan ajaran Agama Islam dan Konstitusi Negara Indonesia.

"Dan saya juga dua kali bertemu dan berdialog langsung dengan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian pada 2018 dan 2019 di salah satu hotel berbintang lima di dekat Masjidil Haram Kota Suci Mekkah," ungkap Rizieq.

Dalam dua kali pertemuan tersebut, Rizieq menekankan bahwa ia siap tidak terlibat sama sekali dengan urusan politik praktis terkait Pilpres 2019 dengan tiga syarat.

Ketiga syarat itu ialah 'setop penodaan agama', 'setop kebangkitan PKI', dan 'setop penjualan aset negara ke asing maupun aseng'.

"Namun sayang sejuta sayang, dialog dan kesepakatan yang sudah sangat bagus dengan Menko Polhukam RI dan Kepala BIN serta Kapolri saat itu, akhirnya semua kandas akibat adanya operasi intelijen hitam berskala besar yang berhasil memengaruhi Pemerintah Arab Saudi," tutur Habib Rizieq. (mcr8/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler