jpnn.com, JAKARTA - Kepulangan Prof Dr Ing H BJ Habibie ke Indonesia ada campur tangan Presiden Filipina Marcos. Jika saja Marcos tidak bertemu Presiden kedua RI Soeharto saat konferensi ASEAN di Manado, mungkin Habibie tidak di Indonesia.
"Saya awalnya justru diajak pulang Presiden Marcos ke Filipina karena dipikirnya saya orang Filipina. Saya bahkan diberikan fasilitas dan Filipina bersedia membiayai riset saya untuk membangun industri strategis di sana," kisah Habibie saat diskusi di Gedung MPR RI, Selasa (22/8).
BACA JUGA: Habibie Ungkap Fakta Sebenarnya Mengapa Dulu IPTN Dihabisi
Namun, tawaran itu ditolak Habibie karena Ainun istrinya tidak bersedia pindah ke Filipina. Keduanya akhirnya tetap di Jerman.
"Bukan Ainun namanya kalau langsung menerima tawaran Marcos. Sikap Ainun justru berbeda saat Soeharto mengajak saya pulang, dia justru mendukung saya," ujarnya.
BACA JUGA: Mengenakan Busana Melayu, Anne Avantie: SBY Sosok Kharismatik Â
Habibie menambahkan, keinginan Soeharto mengembangkan industri strategis, salah satunya hasil perbincangan dengan Marcos. Marcos pula yang mempromosikan Habibie kepada Soeharto. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Gambar Burung di Batik Pak Habibie Ini Bermakna Dalam Sekali
BACA ARTIKEL LAINNYA... BJ Habibie HUT ke-81, Chelsea Islan: Keep Inspiring Us
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad