jpnn.com - BERLIN - Para peretas atau yang lebih dikenal dengan sebutan hacker menyasar jaringan komputer badan ruang angkasa Jerman, DLR. Mengacu laporan Der Spiegel, aksi hacker supercanggih itu lebih mendekati ulah intelijen asing.
DLR yang bermarkas di Cologne memiliki fasilitas penelitian terkemuka di bidang kedirgantaraan, energi dan transportasi. Fasilitas DLR mencakup beberapa proyek yang sensitif. Disinyalir, peretas menyusup setelah menginfeksi sistem komputer DLR dengan berbagai malware.
BACA JUGA: Hacker Curi Data Pribadi 18 Persen Pengguna Internet di AS
Menurut laman rt.com, serangan cyber yang rumit itu terkoordinir. Bahkan, aksi hacker itu disebut telah berlangsung selama berbulan-bulan sehingga mempengaruhi semua sistim komputer DLR.
Ahli forensik teknologi informasi (TI) yang melakukan penyelidikan hanya dapat melacak perangkat lunak mata-mata sebagai buktinya. Namun, penyelidikan lebih lanjut tidak bisa dilakukan karena software itu dirancang untuk menghancurkan diri secara otomatis.
BACA JUGA: Ilmuwan CERN Berhasil Ungkap Keberadaan Materi Hantu
Serangan hacker itu menggunakan kode-kode China. Ada beberapa kesalahan ketik dalam kode yang menunjukkan programmer dari Asia.
Meski demikian Jerman tidak menampik dugaan keterlibatan badan intelijen negara barat, misalnya Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA). US National Security Agency (NSA). " Bisa saja mereka mengelabuhi dengan penyamaran," ujar sumber itu.
BACA JUGA: Separuh Pengguna Twitter Bersikap Pasif
Pemerintah Jerman telah meningkatkan upaya kontra-spionase cyber pasca-beredarnya hasil sadapan NSA setelah dibocorkan oleh Edward Snowden. Salah satu tokoh yang jadi sasaran penyadapan NSA adalah Kanselir Jerman, Angela Merkel. Penyadapan atas Merkel terungkap setelah Snowden yang sebelumnya menjadi kontraktor NSA membocorkannya ke media.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asus Seri Transformer Mulai Dipasarkan
Redaktur : Tim Redaksi