Hadapi Gelombang Omicron, Pemerintah Terapkan Strategi Berbeda dengan Kasus Delta

Jumat, 28 Januari 2022 – 05:47 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron. Foto: ilustrasi/Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron.

Dia menegaskan strategi pemerintah akan berbeda dengan penanganan gelombang Delta.

BACA JUGA: DKI Jadi Medan Perang Lawan Omicron, Daerah Lain Harus Berbuat Apa?

Pasalnya, Omicron memiliki karakteristik yang berbeda, seperti tingkat penularan yang sangat cepat.

“Nanti kami akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi,” kata Budi dalam konferensi pers, Kamis (27/1).

BACA JUGA: Kasus Omicron Meningkat, Menkes Budi Ungkap Keterisian Tempat Tidur

Ciri-ciri Omicron lainnya ialah mengakibatkan tingkat keterisian rumah sakit dan keterparahan yang lebih rendah dibanding Delta.

Hal ini dilihat dari jumlah pasien yang masuk rumah sakit akan lebih sedikit daripada saat gelombang Delta terjadi.

BACA JUGA: 3 Pasien Meninggal Akibat Omicron, Satu Belum Divaksin

“Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi, gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,” ujar Menkes Budi.

Meski begitu, pemerintah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641 dan kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.

Total pasien yang sudah terkonfirmasi Omicron sampai 26 Januari 2022 sebanyak 1.988.

Dari jumlah itu, 765 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh.

Kemudian, jumlah pasien yang pernah dirawat sejak awal kasus Omicron ditemukan di Indonesia pada Desember 2021 sebanyak 854 pasien dengan rincian pasien asimtomatik 461, gejala jaringan 334 pasien, dan gejala sedang dan berat 59 pasien.

“Sebenarnya yang perlu masuk rumah sakit adalah pasien yang 59 itu, karena yang perlu dirawat hanya kalau dia perlu di treatment oksigen,” ucap Budi.

Dia berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dengan selalu menjaga protokol kesehatan.

Kalau tertular Omicron, lanjut Budi, tidak perlu panik karena pasien bisa isolasi mandiri dan minum vitamin, jika ada gejala minum obat, dan melakukan konsultasi secara gratis pada layanan telemedecine.

"Perlu ke rumah sakit kalau ada Lansia atau komorbidnya banyak. Selain itu cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru,” tandas Budi Gunadi Sadikin. (mcr9/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler