jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menggenjot pembangunan irigasi pertanian untuk menghadapi musim kemarau.
Selama tiga tahun terakhir, Kementan sudah membangun infrastruktur pendukung lebih dari 3 juta hektare.
BACA JUGA: Strategi Kementan untuk Memacu Ekspor Asal Jatim
"Di antaranya normalisasi sungai dan bendungan, lalu pompanisasi, serta membangun embung untuk menampung air," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Rabu (12/6).
Selain program jangka panjang, Sarwo Edhy mengatakan, Kementan membuat program jangka pendek. Adapun program yang dimaksud di antaranya membuat sumur pantek, penyediaan benih unggul tahan kekeringan, pengaturan pola tanam, dan penyediaan asuransi usaha tani.
BACA JUGA: BPS: Mei 2019 Harga Gabah dan Beras Turun, NTP Naik
"Kami memprediksi Juli hingga September 2019 beberapa wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan," ujar Sarwo Edhy.
Agar program tersebut berjalan maksimal, ia mengimbau para pemimpin yang daerahnya memiliki potensi sumber air agar segera mengajukan kegiatan irigasi kepada Kementan.
BACA JUGA: Bandung Barat Dapat Alokasi Kegiatan RJIT Seluas 1.000 Hektare
"Bila lokasi sumber air cukup jauh dari lahan, bisa mengajukan kegiatan pipanisasi. Bahkan kalau perlu pompa air akan disiapkan," kata dia.
Sarwo Edhy menegaskan, pemerintah serius merealisasikan program tersebut mengingat faktor ketersediaan air irigasi merupakan kunci sukses pencapaian target produksi.
Sebagai informasi, Kementan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam membangun infrastruktur pertanian. Pembangunan infrastruktur itu untuk menjamin ketersediaan air.
"Langkah tersebut bertujuan untuk mewujudkan mimpi Indonesia menjadi lumbung pangan pada 2045. Melalui langkah ini, kami optimistis mimpi tersebut bisa jadi kenyataan," tutup Sarwo Edhy. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rehabilitasi Irigasi Tingkatan Produksi Padi Hingga 8,21 Juta Ton
Redaktur : Tim Redaksi