Hadi Tjahjanto Ingin Dekat dengan Ortu, Suka Nonton Arema FC

Rabu, 06 Desember 2017 – 00:58 WIB
Serka (purn) Bambang Sudarto memegang foto putra pertamanya, Marsekal Hadi Tjahjanto, di kediamannya, Singosari, Malang. Foto: Fajrus Shidiq/Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com - Marsekal Hadi Tjahjanto ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai calon Panglima TNI. Bagaimana tanggapan orang tua sang Marsekal calon pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo itu?

FAJRUS SHIDDIQ - Malang

BACA JUGA: Semoga Tak Ada Pergantian Panglima TNI Hingga Pemilu 2019

Jawa Pos Radar Malang bertamu ke rumah Marsekal Hadi Tjahjanto di Tamanharjo 70, RT 03 RW 04, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jatim, kemarin (5/12).

Tak tampak pernak-pernik mewah di rumah yang dibangun pada tahun 1986 itu. Ukurannya hanya 7 x 20 meter. Ada 6 kamar tidur dan 2 kamar mandi.

BACA JUGA: Golkar Minta DPR Segera Memproses Calon Panglima TNI

Rumah itu berada di pinggir jalan, berbaur dengan rumah warga lain. Hampir semua orang kenal sang Marsekal Hadi Tjahjanto.

Contohnya, para tetangga yang kemarin sedang mengerjakan sebuah bangunan di samping rumah Hadi.

BACA JUGA: Ssttt, Ini Penilaian Fadli Zon soal Marsekal Hadi Tjahjanto

”Siapa yang tidak kenal Pak Hadi? Wong orangnya ya sederhana dan senang bergaul,” ungkap salah satu kuli bangunan.

Dari luar, rumah Hadi tampak sederhana. Kesederhanaan tampak pula dari ayah sang marsekal itu, Serka (purn) Bambang Sudarto. Dengan hangat Bambang menemui wartawan Jawa Pos Radar Malang.

Umurnya sudah 82 tahun. Mengenakan baju koko putih dan kopiah hitam, kakek kelahiran Banyumas itu bercerita panjang tentang karir anak pertamanya.

Sementara, Nur Sa’adah, istrinya, sedang salat Dzuhur. ”Sepi. Di sini hanya saya, ibu, (istrinya, Red), dan cucu,” katanya tersenyum.

Foto Marsekal Hadi banyak dipajang di dinding rumah. Mulai dari foto Hadi sejak menjabat sebagai Danlanud Adi Sumarmo Surakarta, hingga foto sang marsekal saat menikahkan anak pertamanya, Hanica Relingga Dara Ayu, yang disaksikan Presiden Joko Widodo saat masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.

Selain foto dinas, foto Hadi bersama keluarga juga banyak dipajang di dinding rumah itu. ”Kalau foto pas masih kecil sudah dibawa semua sama anak saya (Marsekal Hadi, Red),” kata pria kelahiran 1935 itu.

Hadi, kata Bambang, sejak kecil senang nonton Arema FC. Marsekal kelahiran 8 November 1963 itu suka menonton pertandingan Arema meski hanya melalui televisi.

Hadi merupakan arema (arek Malang) asli Singosari. ”Ibunya kan kelahiran Singosari sini,” ujar Bambang. Hadi, menurutnya, mempunyai rasa cinta kepada Malang, tempat di mana dia dilahirkan.

Bambang bercerita, melejitnya karir Hadi tak lain berkat doa-doa dari keluarga, masyarakat, dan usaha anak pertamanya itu sendiri.

Hampir setiap malam Bambang tak pernah berhenti mendoakan lima anaknya. Termasuk Hadi, anak yang paling tua.

Bambang dan istri tentu meminta kepada Allah SWT akan keselamatan dan kebahagiaan anak-anaknya.

”Saya hanya minta sama Pengeran (Allah) agar anak-anak saya sukses, slamet,” tuturnya. Bambang dan istrinya Bahkan sering berpuasa untuk kesuksesan kelima anaknya.

Hadi, ungkap Bambang, memang selalu ingin orang tuanya bahagia. Sikap Hadi itu ditunjukkan dengan rasa cintanya kepada keluarga.

Sesibuk apa pun, sang masrsekal pasti menghubungi keluarga meski hanya melalui telepon. Tidak hanya itu, Hadi selalu pulang ke rumah pada hari-hari libur nasional demi bertemu keluarganya. ”Ya meski sebentar, kalau prei dia pulang,” imbuh dia.

Bahkan, bila Hadi sedang bertugas atau kunjungan ke Malang, Bambang yakin Hadi pasti pulang ke rumah. ”Kengenan itu anak saya,” senyumnya lagi.

Kepulangan Hadi ke Malang kali terakhir saat ada rapat petinggi TNI di Ijen Suites akhir November lalu.

Rasa kangen Hadi kepada orang tuanya juga ditunjukkan saat sedang menelepon bapak dan ibunya. ”Tadi pagi saja Hadi telepon. Ya tanya kabar saja,” ucap Bambang.

Hadi ingin kedua orang tuanya menemaninya di Jakarta. Itu karena anak ketiga Bambang-Nur, adik Hadi yang juga anggota TNI-AU, sedang berdinas di Jakarta.

Hadi memang tidak ingin jauh dari orang tuanya. Padahal, Bambang dan Nur sudah enam bulan di Jakarta agar tidak jauh dari anak-anaknya.

”Kemarin saya enam bulan di Jakarta. Itu tadi telepon juga minta saya ke Jakarta. Saya bilang, ’iya, nanti kalau orang tua memang diperlukan untuk acara-acara akan siap hadir’,” tutur dia.

Hampir setiap hari Hadi selalu menghubungi orang tuanya. Hadi memang amat menyayangi orang tua, kata Bambang. Sama seperti adik-adiknya yang lain.

”Semakin tinggi jabatan anak saya. Amanah dan tugasnya berarti semakin tinggi juga. Hati-hati. Kami di sini mendoakannya,” ujar Bambang sambil menunjukkan foto Hadi bersama keluarga.

Saat ditanya apa makanan kesukaan anaknya, Bambang berujar, ada makanan yang tidak mungkin dilupakan Hadi saat pulang ke Malang. Yaitu, rujak cingur dan mendol Malang.

Sejak kecil, Hadi memang suka makan rujak cingur dan mendol. Itu karena kedua makanan tersebut, kata Bambang, merupakan makanan khas Malang yang mudah ditemui di warung-warung sepanjang jalan.

”Kami dulu kan tinggal di rumah dinas kompleks Pagas Blok C 180. Ada dulu yang jualan rujak cingur,” tukas Bambang.

Bambang menceritakan, Hadi mempunyai cara yang unik kalau sedang makan mendol. Mendol wungkul itu diremas dengan nasi putih hangat, sehingga mendol tersebut bercampur aduk dengan nasi.

”Anaknya dulu sering ngajak saya dan ibu (ibu Hadi, Red) jalan-jalan ke Kota Malang untuk sekadar merasakan mendol di sekitar alun-alun,” tuturnya. (*/c1/lid)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadi Tjahjanto Cocok jadi Panglima TNI di Tahun Politik


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler