jpnn.com, JAKARTA - Kehadiran bakal calon presiden PDIP Ganjar Pranowo pekan lalu di Muktamar Sufi Dunia pada di Jawa Tengah menuai pujian.
Penyelenggaraan Muktamar Sufi Dunia tahun ini adalah kali kedua di Jawa Tengah setelah sebelumnya pada 2019. Kali ini Muktamar Sufi Dunia diselenggarakan di Pekalongan, Jawa Tengah dan dihadiri oleh ulama dalam maupun luar negeri.
BACA JUGA: Ketum Parpol Pendukung Ganjar Sepakat Bentuk TPN, Ketuanya Arsjad Rasjid
Pengamat dari Center of Youth and Population Research (CYPR) Boedi Rheza menilai kedekatan antara Umaro dan Ulama ini dapat menjadi salah satu faktor penguat bagi pembangunan Indonesia terutama dalam menangkal radikalisme.
Boedi menyampaikan bahwa peran ulama sentral dalam perjalanan Bangsa Indonesia sampai hari ini sangat besar.
BACA JUGA: Kepung Kantor Gubernur, Ratusan Sopir Menobatkan Ganjar jadi Bapak Truk Nusantara
“Kehadiran Ganjar Pranowo adalah bentuk kedekatan kepada seluruh golongan masyarakat, tidak hanya kepada rakyat kecil tetapi juga kepada ulama. Apa yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo perlu menjadi contoh kepala daerah lainnya” lanjutnya.
Ulama pun memberikan perhatian terhadap pendidikan, ekonomi dan pembangunan berkelanjutan terlihat dari dimasukkannya isu-isu tersebut kedalam agenda Muktamar.
BACA JUGA: Srikandi Ganjar Gelar Pelatihan Public Speaking Untuk Asah Kemampuan Milenial
Ganjar Pranowo, dalam sambutannya, menyampaikan ketiga isu tersebut sebagai benteng untuk menangkal radikalisme.
Hal tersebut sesuai dengan spirit yang dibangun oleh Bangsa Indonesia. Ganjar mengatakan, spirit tersebut mesti dilakukan dengan menauladani ajaran para nabi dan wali yang hidup dengan penuh rasa welas asih atau murah hati dan kemudian menebarkannya di lingkungan sekitar.
"Apa Ganjar Pranowo merupakan satu bentuk kesadaran bahwa Pemerintah memerlukan peran ulama dalam pembangunan. Dengan adanya kesadaran tersebut, pemerintah dapat bersama-sama dengan ulama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga tidak terpapar dari paham radikalisme," beber Boedi.
Menurut Boedi, peningkatan pemahaman yang benar terhadap agama melalui edukasi oleh para ulama, dapat mendorong penguatan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
Jika radikalisme dapat dicegah, maka kondisi negara akan aman yang berdampak pada perekonomian. Lebih jauh, lapangan pekerjaan akan semakin terbuka, dan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Peran ulama dalam peningkatan perekonomian dapat dilakukan melalui meningkatkan UMKM di masyarakat, seperti contohnya produk halal," pungkas Boedi.(mcr10/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul