Hadiri HUT ke-20 Forum Silaturahmi Anak Bangsa, Ketua MPR: Berhenti Mewariskan Konflik

Rabu, 14 Juni 2023 – 23:20 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat menghadiri peringatan HUT ke-20 Forum Silaturahmi Anak Bangsa yang berlangsung di Auditorium RRI Jakarta. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi perjalanan 20 tahun Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB).

Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu sekaligus mendukung hadirnya FSAB Muda sebagai generasi ketiga atau cucu dari para tokoh dan pelaku sejarah yang telah mengilhami terbentuknya organisasi tersebut.

BACA JUGA: Gelar Teladan Metropolitan Wisata Time Rally, Bamsoet: Kontribusi IMI Memeriahkan HUT DKI

"Melalui semangat berhenti mewariskan konflik, dan tidak membuat konflik baru, FSAB telah menjadi mercusuar yang menjaga perdamaian dan persatuan bangsa," kata Bamsoet yang akrab disapa saat ikut merayakan HUT ke-20 FSAB, Rabu (14/6).

Para anak cucu dari pelaku sejarah konflik di masa lalu mampu memaafkan dengan tidak melupakan.

BACA JUGA: Apresiasi Terbentuknya Volkswagen Thing Club, Bamsoet: Harus jadi Gerakan Moral

"Maksudnya, memaafkan konflik yang terjadi di masa lalu dikarenakan kesadaran bahwa semua elemen bangsa dilahirkan dari rahim ibu pertiwi yang sama, namun tidak melupakan kejadian tersebut sehingga bisa dijadikan pelajaran bagi generasi masa kini dan mendatang," papar Bamsoet.

Dia mengingatkan setiap negara dunia memiliki sejarah konflik di masa lalu.

Uni Soviet, misalnya, bahkan terpecah menjadi 15 negara yang hingga kini masih terlibat konflik, seperti antara Rusia dengan Ukraina. Indonesia patut bersyukur, walaupun dihadapkan pada berbagai konflik, namun tidak membuat kondisi bangsa tercerai berai.

"Luka konflik yang berat di masa lalu, mampu dibasuh oleh kehadiran FSAB," ujar Bamsoet.

Menurut Bamsoet, hal ini membuktikan sejarah bukanlah hanya milik pemenang, melainkan milik semua orang, milik segenap elemen bangsa.

"Seberat apapun beban yang ditanggung akibat konflik di masa lalu, mampu diringankan oleh silaturahmi yang dijalin para generasi selanjutnya untuk menuju rekonsiliasi nasional," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila itu menambahkan momentum HUT ke-20 semakin menguatkan kiprah dan kontribusi FSAB dalam mengaktualisasikan tiga nilai keutamaan 'Ikrar Anak Bangsa' FSAB.

Terdiri dari menghargai kesetaraan; menghormati hak asasi dan perbedaan serta tidak mewariskan konflik, dan tidak membuat konflik baru.

Dalam konteks ke-Indonesiaan, urgensi memperjuangkan tiga nilai keutamaan tersebut masih sangat relevan.

Misalnya terkait isu kesetaraan, hingga saat ini masih banyak yang harus diperjuangkan.

Contohnya kesetaraan gender dalam bidang ekonomi.

Laporan Bank Dunia bertajuk 'Women, Business, and the Law 2023' yang dirilis pada awal Maret 2023, untuk indeks kesetaraan gender di bidang ekonomi, posisi Indonesia hanya berada di peringkat ke-8 dari 11 negara di ASEAN.

"Beberapa konflik sosial yang terjadi di Indonesia, memiliki akar kesejarahan yang cukup lama tertanam. Misalnya peristiwa Perang Padri di tanah Batak, yang dimulai sejak tahun 1803, ditengarai sebagai penyebab terbelahnya kehidupan sosial masyarakat Batak (bagian utara dan bagian selatan)," terang Bamsoet.

Contoh lain di Jawa Barat, sejarah Perang Bubat pada abad 14, telah membuat masyarakat Jawa Barat bersikap 'antipati' terhadap nama-nama, seperti Gajah Mada, Hayam Wuruk, dan Majapahit.

Baru pada 2018, stigma tersebut secara simbolis terhapus dengan diresmikannya nama Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk di Bandung.

Referensi kesejarahan berikutnya, konflik yang muncul pascaproklamasi kemerdekaan Indonesia, telah memiliki perluasan spektrum, dengan menyangkut muatan ideologi, isu keagamaan, hingga separatisme.

Misalnya yang cukup menonjol adalah peristiwa pemberontakan G30/S PKI tahun 1965.

"Setelah beberapa generasi berlalu, anak cucu dari keturunan pelaku sejarah, yang sama sekali tidak tahu menahu atau tidak terlibat dalam peristiwa sejarah, harus ikut menanggung dosa warisan atau dosa turunan dari nenek moyang mereka," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler