Memasuki minggu ketiga mengikuti Global Sport Mentoring Program, General Manager PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia Masany Audri Gultom mendapat momen manis. Dia diundang ke Gedung Putih untuk menghadiri pertemuan Presiden Barack Obama dengan juara WNBA 2011, Minnesota Lynx.
= = = = = =
BANYAK hal seru yang dialami Masany saat mengikuti program belajar yang diadakan US Department of State, University of Tennes see, yang bekerja sama dengan espnW (jaringan ESPN yang dibuat untuk menyaring perempuan penggemar olahraga) itu. Namun, yang dia alami pada Selasa (18/9) siang lalu waktu setempat tentu termasuk yang tak akan bisa dilupakan.
Perempuan kelahiran 18 April 1982 itu diundang dalam acara resmi pertemuan Presiden Barack Obama dengan tim pe menang Women’s National Basketball Association (WNBA) 2011, Minnesota Lynx. Sesuai tradisi, setiap tahun tim pemenang kompetisi basket nasional itu memang diberi hak untuk bertemu Mr President.
Undangan diterima Masany pada Jumat (14/9), empat hari sebelum acara. ’’Pagi-pagi saya buka e-mail dan tahu diberi kesempatan itu, rasanya excited pol. Ini penga laman sekali seumur hidup. Sebelumnya cuma buat bahan khayalan,’’ ungkap Masany ketika dihubungi via telepon internasional, Rabu (19/9).
Yang bikin makin bangga, di antara 17 peserta mentoring yang berasal dari berbagai negara itu, hanya Masany yang menerima undangan spesial tersebut. Menurut dia, hal itu tak lepas dari catatan dalam referensi dirinya. Keberhasilan PT DBL membangkitkan aktivitas olahraga basket di Indonesia menjadi salah satu faktor yang membuat bungsu di antara empat bersaudara tersebut bisa berada hanya dalam radius sekitar 10 meter dari Obama.
’’Selain itu, US Department melihat usaha PT DBL menghidupkan lagi ajang basket untuk perempuan lewat WNBL (Women’s National Basketball League),’’ imbuhnya.
Menghadiri acara sepenting itu, Masany tidak sedikit pun bingung dalam memilih outfit yang akan dikenakan. Bukan dress atau gaun-gaun model khusus yang kebanyakan dikenakan para tamu perempuan dalam acara tersebut. Masany sejak awal mantap menjatuhkan pilihan untuk memakai kemeja biru dongker seragam ofisial PT DBL.
’’Maunya memang selalu mengenalkan PT DBL di segala kesempatan yang ada,’’ ujarnya. Acara itu berlangsung sekitar sejam mulai pukul satu siang. Masany datang ditemani Michelle Tanney, senior manager marketing operation Under Armour.
Under Armour merupakan perusahaan clothing olahraga yang bermarkas di Baltimore, Maryland, tempat Masany menjalani program selama sebulan itu. Mereka berangkat menumpang limusin yang disediakan perusahaan berikut sopirnya. Waktu yang diperlukan menuju Washington DC hanya sejam.
’’Michelle juga belum pernah ke White House. Dia ikut senang pas bisa ke sana. Kayaknya persiapan dia juga lebih heboh ketimbang saya,’’ ujar Masany lalu tertawa.
Masuk ke markas orang nomor satu AS, kata Masany, tidak terlalu merepotkan. Karena namanya sudah ada dalam list undangan, dirinya tinggal menunjukkan ID card dan menjalani pemeriksaan standar metal detector. ’’Lebih ribet masuk Kedubes AS-nya malahan,’’ candanya.
Tak sampai 15 menit kemudian, pembawa acara memperkenalkan tim Minnesota Lynx sebagai pemenang WNBA 2011. Lalu, Obama tampil di podium. Dalam pidatonya, ayah dua putri itu menyampaikan selamat atas kesuksesan Lynx. Dia mencatat prestasi Lynx yang bisa berubah dengan cepat beralih dari worst menjadi first team.
Obama menuturkan, atlet perempuan adalah contoh dan duta besar yang bagus untuk para gadis AS. Dia juga menganjurkan perempuan diberi kesempatan seluas-luasnya di bidang olahraga. ’’Sebab, tidak ada atlet perempuan yang karirnya berakhir hanya di pusat kebugaran karena hal-hal tolol yang banyak dilakukan atlet laki-laki,’’ kata Obama melempar joke disambut tawa undangan.
Kedatangan Lynx sempat tertunda beberapa kali karena kesibukan tim basket AS dalam Olimpiade 2012 London dan jadwal padat kampanye Obama yang mencalonkan lagi menjadi presiden. Keberhasilan Lynx memenangi kejuaraan NBA untuk perempuan itu juga bisa menjadi kisah inspiratif. Dua tahun lalu, tim tersebut masih berada di peringkat bawah. Bak kisah dalam dongeng, tim yang berbasis di wilayah negara bagian Minneapolis, Minnesota, itu mampu membalik keadaan, menjadi tim nomor satu, meraih predikat juara.
Lynx mulai mengikuti kompetisi WNBA pada 1999. Selama sepuluh tahun, prestasi mereka cenderung buruk. Namun, semua berubah pada musim 2010–2011. Tulang punggung tim, Seimone Augustus, Rebekkah Brunson, Maya Moore, dan Lindsay Whalen, tancap gas. Momen meletusnya prestasi Lynx dimulai sejak kalah oleh Phoenix pada 13 Juli 2010. Lynx seolah terbangun dari tidur panjang. Mereka kemudian mengantongi sembilan kemenangan berturut-turut. Itu merupakan kemenangan beruntun paling banyak dalam musim tahun itu.
Lynx kemudian tak tertahan dalam playoffs 2011. Pada putaran pertama, mereka menghajar San Antonio Silver. Selanjutnya, mereka mengandaskan perlawanan Phoenix Mercury. Dalam final yang ketat, Lynx meraih titel juara WNBA pertamanya setelah mengalahkan Atlanta Dream pada Oktober 2011.Bukan itu saja, Seimone Augustus juga dinobatkan sebagai MVP (most valuable player). Augustus, Whalen, dan Moore juga mengantarkan AS dalam meraih emas Olimpiade London 2012.
Dikutip dari situs resmi Lynx, rahasia kemenangan mereka adalah memilih pemain yang tepat, yang bisa diajak bekerja sama dalam tim. Hal itu juga disampaikan Cheryl Reeve, pelatih Lynx, saat membacakan pidato setelah Obama. ’’Terima kasih kepada Mr President yang telah mendukung WNBA. Kunci keberhasilan kami adalah tiadanya rasa ingin menonjol sendiri yang sekaligus disertai adanya jiwa kepemimpinan,’’ ujar Reeve.
Sayangnya, Masany tak bisa bersalaman dengan Obama. Pengawalan di sekitar presiden yang tengah memasuki masa kampanye untuk pemilu 2012 itu tidak memungkinkan dirinya untuk berdialog. Namun, istri Santun Fredrik Sihotang tersebut sudah senang bisa menghadiri acara istimewa itu.
Masany berada di AS selama empat minggu. Dia terpilih mengikuti mentoring bersama 16 orang lain dari berbagai negara. Yaitu, Makedonia, India, Zimbabwe, Kolombia, Brasil, Rwanda, Jamaika, Mesir, Nigeria, Tajikistan, Kenya, Australia, Russia, Zambia, Filipina, dan Tiongkok. Dia bisa ikut serta program itu setelah melewati serangkaian seleksi yang ketat. Mulai apply melalui e-mail hingga proses wawancara. Semua dilewati tanpa kendala berarti.
’’Yang apply banyak banget. Terus disaring jadi 30 orang untuk diwawancarai. Lalu, terpilih 17 orang, termasuk saya,’’ tutur alumnus FKIP Unika Widya Mandala Surabaya itu.
Minggu pertama di AS, Masany berkumpul bersama seluruh peserta. Mereka menjalani sesi orientasi, perkenalan, dan pemberian materi di kelas. Pada minggu kedua, peserta disebar ke berbagai perusahaan yang punya latar belakang olahraga.
Masany mendapat tempat di Under Armour. Di situ, dia belajar banyak tentang bagaimana perusahaan yang baru berdiri pada 1996 itu sudah bisa membuat apparel besar seperti Nike dan Adidas khawatir karena perkembangannya yang sangat pesat.
’’Saya dikasih ID sebagai konsultan di situ. Teknisnya, saya ikut berbagai meeting yang dilakukan mulai level atas sampai menengah. Dari situ, saya bisa tahu berbagai strategi yang mereka lakukan untuk meluaskan pasar,’’ ceritanya.
Pada pekan terakhir, Masany dan peserta lain kembali berkumpul di Washington untuk menjalani sesi diskusi panel. Mereka diminta berbagi pengalaman tentang hal-hal yang sudah didapat selama dua minggu magang di perusahaan.
Pada minggu terakhir itu pula Masany kembali mendapat kehormatan. Di antara 17 peserta, dipilih tiga perempuan yang prestasinya dianggap paling menonjol. Mereka akan diikutsertakan dalam summit tahunan espnW: Women + Sports. Masany termasuk di antara tiga perempuan itu. Dua lainnya adalah Aparna Popat, mantan atlet Olimpiade bulu tangkis dari India, dan Grace Kiraguri asal Kenya. Acara dilangsungkan di Ritz-Carlton, Dove Mountain, Tucson, Arizona, 1–3 Oktober mendatang.
’’Rasanya, agenda selama di AS ini nggak ada yang nggak bikin bahagia,’’ ujar Masany. Pada pertemuan itu, akan dilakukan dialog yang konstruktif membahas agenda olahraga untuk perempuan. Juga, ada jadwal kunjungan ke markas NBA di New York. Tapi, Masany belum mendapat kepastian tanggal. ’’Banyak hal baru yang saya dapat dan saya yakin bisa diaplikasikan dalam manajemen olahraga di tanah air nanti,’’ ungkapnya. (*/c5/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rendy Ahmad dan Simponi, Juara II Kompetisi Musik Antikorupsi Sedunia
Redaktur : Tim Redaksi