jpnn.com, JAKARTA - Menpora Zainudin Amali menghadiri peringatan Hari Konstitusi sekaligus perayaan Ulang Tahun Ke-77 MPR RI di Gedung Nusantara IV di Senayan Jakarta, Kamis (18/8) pagi.
Menpora Amali yang mengunakan baju batik lengan panjang tiba di gedung parlemen pada pukul 10.00 WIB. Peringatan Hari Konstitusi ini juga dihadiri oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.
BACA JUGA: Menpora Amali Hadir di Sidang Tahunan MPR RI 2022
Pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden mengatakan bahwa tanggal 18 Agustus adalah tanggal bersejarah bagi bangsa Indonesia dimana UUD 1945 ditetapkan sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia.
'Hari ini adalah Peringatan Hari Konstitusi yang juga bertepatan dengan HUT RI ke 77. Dalam berbagai kesempatan, saya sering menyampaikan bahwa, Indonesia didirikan di atas kesepakatan para pendiri bangsa yang memiliki keragaman," katanya.
BACA JUGA: Putri Telah Mengakui Perbuatannya, Ada Adegan Mencekik Leher, Kini Pasrah Ditangkap
Oleh karena itu, lanjutnya, UUD 1945 sebagai konstitusi bukan sekedar sebuah dokumen kenegaraan maupun dokumen kearifan bangsa.
Di dalam konstitusi telah diatur landasan dan prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan pemerintahan dan bernegara yang telah disepakati.
BACA JUGA: Cerita Pak Sutarman Diajak Timsus Polri Selidiki Rumah Singgah Ferdy Sambo di Magelang
"Konstitusi harus menjadi rujukan dalam menyusun undang-undang dengan segala peraturan yang melingkupi kehidupan berbangsa dan bernegara. Rujukan yang dimaksud adalah prinsip, nilai, maksud dan tujuan," jelasnya.
"Untuk itu, dibutuhkan kesadaran dan kesungguhan dalam menghidupkan jiwa konstitusi sebagai moralitas bangsa antara lain adalah, nilai-nilai kejujuran, kesungguhan, kebersamaan dan kemanusiaan," sambungnya.
BACA JUGA: Kasus Kematian Brigadir J Ditangani Bareskrim, IPW Tegas Bilang Begini, Singgung Kapolri
Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan pesan Presiden pertama RI Ir Soekarno yang berpesan bangsa Indonesia jangan mau menjadi bangsa kuli. "Presiden Soekarno berpesan, bangsa Indonesia jangan mau menjadi bangsa kuli dan menjadi 'kuli bangsa-bangsa lain," katanya.(dkk/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad