Seorang pengungsi asal Bahrain yang tinggal di Melbourne Hakeem al-Araibi sedang dalam perjalanan kembali ke Australia setelah dibebaskan dari penjara di Thailand hari Senin (11/2/2019) malam. al-Araibi dibebaskan
BACA JUGA: Tanggapi Kecaman Turki, Media China Rilis Video Seniman Uyghur
al-Araibi telah meninggalkan Bangkok dengan pesawat Thai-Aiways dan tiba di Melbourne hari Selasa siang.
Dia menjadi penumpang terakhir yang menaiki pesawat tersebut yang dikawal oleh petugas imigrasi yang menjadi pintu keberangkatan, sampai Hakeem menaiki pesawat.
BACA JUGA: Lelang Lukisan Cat Air Adolf Hitler Tidak Laku Karena Diduga Palsu
Di Melbourne, Hakeem akan disambut banyak orang yang selama dua bulan terakhir sudah mendukung agar dia dibebaskan. External Link: Hakeem tweet
BACA JUGA: Turki Desak China Hentikan Penahanan Massal Warga Uyghur di Xinjiang
Hari Senin, pihak kejaksaan Thailand mengajukan pembatalan terhadap usaha untuk mengekstradisi Hakeem ke Bahrain dimana dia menghadapi kemungkinan penjara 10 tahun karena melakukan serangan yang merusak sebuah kantor polisi.
Dia membantah semua tuduhan tersebut, dan mengatakan kasusnya bermotifikan politik.
Setelah pembatalan kasus tersebut, Hakeem setelah dibawa dari penjara ke bandara.
Masih belum jelas kapan danmengapa pemerintah Thailand memutuskan membebaskan Hakeem.
Namun dilaporkan bahwa Bahrain setuju untuk membatalkan permintaan ekstradisi setelah adanya pembicaraan antara Putra Mahkota Bahrain Pangeran Salman bin Hamad Al Khalifa dengan Menlu Thailand di akhir pekan.
Pejabat di Bahrain mengatakan negerinya 'memperkuat hak untuk melakukan semua tindakan hukum guna mengejar' al-Araibi.
"Keputusan bersalah terhadap al-Araibi masih berlaku dan al-Araibi memiliki hak untuk melakukan banding atas keputusan pengadilan' di Pengadilan Banding Bahrain." kata Kementerian Luar Negeri Bahrain setelah Hakeem al-Araibi dibebaskan.Kasus Hakeem mendapat perhatian dunia Video: Hakeem al-Araibi will touch down in Melbourne this afternoon (ABC News)
Thailand sudah banyak mendapat tekanan dari pemerintah Australia, badan olahraga dan kelompok HAM untuk membiarkan Hakeem kembali ke Australia dimana dia memiliki status sebagai pengungsi dan menjaid pemain sepakbola setengah profesional.
Pria berusia 25 tahun tersebut adalah mantan pemain timnas Bahrain namun mengatakan meninggalkan Bahrain untuk pindah ke Melbourne karena penindasan politik dan takut akan disiksa bila dia kembali ke sana.
Dia mengatakan menjadi sasaran penanahan karena dia dari keluarga Syiah, dan karena saudara laki-lakinya aktif dalam kegiatan politik di Bahrain.
Dia mengatakan matanya pernah dittutup dan kakinya dipukuli ketika dia ditahan di Bahrain. Photo: Hakeem ditahan di Bangkok sejak bulan November setelah tiba untuk berbulan madu. (AP Photo: Sakchai Lalit)
Sebagian besar penduduk Bahrain menganut paham Syiah namun yang berkuasa adalah keluarga kerajaan yang menganut paham Sunni.
Dia ditahan di Bangkok dua bulan lalu atas permintaan Bahrain melalui Interpol setelah dia tiba di ibukota Thailand tersebut bulan November ketika sedang berbulan madu dengan isttrinya.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
Reuters
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada Sengatan Siput Laut Naga Biru di Pantai Utara New South Wales