Para hakim tersebut akan mengunjungi makam Arafat di Ramallah untuk mencari bukti-bukti terkait dugaan bahwa mantan pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) tersebut telah diracun hingga meninggal dunia. Jenazah tokoh yang selalu mengenakan kafiyeh (penutup kepala) itu dimakamkan di Muqataa (kantor pemerintahan Palestina dan bekas kantor Arafat) di Ramallah.
Janda Arafat, Suha Daud Tawil, mengatakan bahwa para hakim Prancis berniat untuk menggali kembali makam suaminya dan mengambil sejumlah sampel untuk dilakukan uji laboratorium. Penyelidikan terhadap kasus pembunuhan tersebut dimulai setelah para ahli dari Swiss menemukan adanya bekas-bekas racun radioaktif polonium-210 pada baju dan beberapa barang peninggalan Arafat.
Arafat wafat pada 11 November 2004 setelah dirawat di rumah sakit militer Percy di Kota Clamart, pinggiran Paris. Dia dilaporkan tutup usia akibat stroke dan darah tinggi. Meski demikian, sebagian besar rakyat Palestina meyakini bahwa Arafat meninggal akibat diracun Israel. Sebab, dia dianggap sebagai tokoh penghalang proses perdamaian Palestina-Israel.
Selasa lalu (4/9), Suha Daud Tawil alias Suha Arafat minta Otoritas Palestina dan Liga Arab agar bekerja sama dengan pengadilan Prancis terkait penyelidikan tersebut. "Dengan hormat saya meminta, Otoritas Palestina dan Liga Arab menghentikan semua upaya (hukum terhadap Arafat) ketika sistem hukum Prancis memroses kasus ini," ujarnya seperti dilaporkan kantor berita Reuters.
Penyelidik kasus pembunuhan dari pengadilan Prancis menawarkan jaminan total bahwa mereka akan bertindak independen dan netral. Otoritas Palestina telah menyatakan bahwa mereka siap memberikan izin bagi pembongkaran makam Arafat dan penggalian kembali jenazahnya.
Meski agak ragu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas setuju untuk memberikan izin atas pembongkaran makam Arafat. Izin dikeluarkan setelah penemuan bukti-bukti baru atas kematian Arafat digunakan janda tokoh Palestina itu untuk mengajukan permohonan penyidikan kepada pemerintah Prancis.
Dalam pernyataan kemarin, para pengacara dari Prancis dan Inggris menyebut bahwa tiga hakim yang menyelidiki kasus pembunuhan tersebut berasal dari sebuah wilayah barat Paris. Mereka pun berencana mengunjungi Ramallah. Selain itu, ilmuwan dari Prancis akan mengambil sampel jenazah Arafat. Sayang, tidak ada penjelasan lebih lanjut.
Komite Investigasi Pembunuhan Arafat di Palestina pun menyambut positif rencana kedatangan tim hakim dari Prancis. "Kami menyambut komite Prancis yang dibentuk untuk menyelidiki kematian mantan Presiden Arafat," ujar Tawfiq Tirawi, kepala Komite Investigasi Palestina. Tim tersebut akan melibatkan ahli forensik untuk melakukan uji laboratorium.
Sebelumnya, sejumlah pakar radiologi dari Rumah Sakit Lausanne University, Swiss, juga berencana berkunjung ke Ramallah. Mereka membawa misi untuk menemukan fakta dan membicarakan kemungkinan penggalian makam Arafat. (BBC/RTR/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harry Tampil Perdana Usai Heboh Foto Bugil
Redaktur : Tim Redaksi