Hakteknas 2022: Ada Bus Listrik hingga Kereta Cepat Hasil Inovasi Perguruan Tinggi

Kamis, 11 Agustus 2022 – 22:15 WIB
Bus listrik inovasi Universitas Indonesia yang dipamerkan dalam Hakteknas 2022. Foto dokumentasi

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendukung inovasi-inovasi perguruan tinggi. 

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek Nizam mengatakan kesadaran manfaat teknologi makin terasa semenjak pandemi Covid-19. 

BACA JUGA: Mas Nadiem Ingin Ekosistem Teknologi Kemendikbudristek Terus Pacu Inovasi

Dia mendorong perguruan tinggi tidak boleh hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi harus jadi bagian dari pencipta. 

"Saya melihat energi kreativitas, kolaborasi, dan mewujudkan teknologi dari teman-teman di kampus, baik di universitas dan politeknik itu luar biasa sekali,” ucap Nizam dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Jakarta, Rabu (10/8),

BACA JUGA: Ternyata Teknologi Metaverse Bikin Belajar Jarak Jauh Menyenangkan, Seperti Main Gim

Nizam menambahkan, kolaborasi dan akurasi yang digencarkan perguruan tinggi bersama industri adalah kunci penting membangun teknologi yang bermanfaat untuk kemerdekaan belajar. 

Dalam peringatan Hakteknas di Kemendikbudristek, terdapat ragam inovasi yang dipamerkan oleh sejumlah perguruan tinggi.

BACA JUGA: Solusi Mendapatkan Produk Teknologi Orisinal dan Aman Secara Online

Ketua Peneliti dari Departemen Desain Industrial Agus Windharto dalam kesempatan ini hadir membawa model kereta cepat, suatu inovasi yang dibiayai pendanaan riset inovatif produktif (rispro) LPDP. 

Selain itu, ada juga skuter mini dan medium bernama “Gesits”, yang dibiayai program Kedaireka Kemendikbudristek. 

Agus menuturkan kereta cepat ini berkecepatan 250 km/ jam. Jakarta-Surabaya bisa ditempuh tiga jam empat puluh menit. Lebih cepat, aman dan nyaman, karena tidak bertemu perlintasan. 

"Kalau kereta biasa, kan, ada perlintasan kereta api. Nah, kereta cepat ini tidak. Jadi, dia berada di atas, elevated, dan tidak seperlintasan  sehingga cepat dan aman,” ucap Agus. 

Menurut Agus, sebelumnya pihaknya telah bekerja sama di bidang kereta api cepat dengan industri kereta api di Madiun, yaitu PT INKA. “Kami ikut mendesain di LRT Palembang dan LRT Jabodetabek,” tambah Agus. 

Oleh karena itu, dia menuturkan, para peneliti di perguruan bisa berinteraksi langsung dan memahami masalah riil yang dihadapi industri. 

Peneliti kendaraan listrik dari Universitas Indonesia Ghany Heryana mengungkapkan inovasi bus listrik UI berangkat dari keprihatinan terhadap efek gas rumah kaca.

“Kami juga membuat bus karena ingin mengajak masyarakat meninggalkan kendaraan konvensional dengan beralih ke bus, dan busnya pun bus listrik ukuran besar,” ucap Ghany. 

Dia  menuturkan terdapat sekitar 30 orang tim peneliti lintas fakultas yang bergotong-royong mewujudkan inovasi ini.  

Bus Listrik ini juga memiliki low entrance deck (pintu masuk rendah) sehingga dapat dipergunakan sebagai bus angkutan perkotaan tanpa halte khusus. 

“Lebih hemat, karena dapat menggunakan halte yang sudah ada di berbagai jalanan perkotaan Indonesia,” tambah Ghany. 

Bus Listrik berdimensi panjang 12 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 3,7 meter dan berkapasitas 64 penumpang UI ini, punya kelebihan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang sangat tinggi karena chassis (kerangka) dirancang dan dibangun di Indonesia.

Selain itu, lanjut Ghany, kabar gembiranya adalah unit bus kedua sedang dalam proses pembuatan, dengan UI juga telah mengembangkan rancangan motor listrik bersama PT NSAD Riset Pengembangan Teknologi dan dikonstruksi oleh PT Pindad. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler