jpnn.com, JAKARTA - Jadwal pendaftaran SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) 2019 dimulai 10 - 24 Juni mendatang. Sejumlah keluhan seperti server pendaftaran macet masih bermunculan.
Pelamar dengan nilai ujian tulis berbasis komputer (UTBK) rendah, diharapkan tidak nekat mendaftar ke program studi (prodi) favorit.
BACA JUGA: Sistem SBMPTN Baru, Pendaftar Tidak Lagi Menumpuk di Prodi dan PTN Tertentu
Mulai tahun ini SBMPTN diselenggarakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Sistem pendaftarannya adalah, pelamar terlebih dahulu mengikuti UTBK yang sudah digelar beberapa waktu lalu.
Kemudian nilai hasil UTBK tersebut digunakan untuk melamar SBMPTN. Lantas panitia akan me-ranking pelamar berdasarkan nilai UTBK di masing-masing prodi yang dilamar.
BACA JUGA: Sebelum Daftar SBMPTN 2019, Cek Dulu Nilai UTBK
Berdasarkan data LTMPT yang diterima Jawa Pos hingga Senin (10/6) pukul 18.00, tercatat 55.709 peserta yang sudah mendaftar SBM PTN. Rinciannya, 24.922 orang pendaftar sains dan teknologi serta 30.101 orang pendaftar sosial humaniora. Sementara pendaftar yang memilih kategori campur (saintek dan soshum) ada 686 orang.
BACA JUGA: Penjelasan Mendikbud soal Rotasi Guru Besar – besaran Tahun Ini
BACA JUGA: Pendaftaran SBMPTN Sudah Dimulai Hari Ini, Nilai UTBK Jadi Acuan
Ketua LPTMPT Ravik Karsidi menjelaskan secara umum tidak ada passing grade dalam pendaftaran SBMPTN. Itu artinya pelamar dengan nilai berapapun bisa mendaftar di prodi apapun di kampus manapun.
”Yang perlu diperhatikan pendaftar adalah berapa kuota prodi tersebut dan jumlah pendaftar tahun lalu,” katanya.
Dua aspek tersebut perlu dipelajari guna menimbang peluang diterima. Ravik mengatakan prodi dengan kuota yang kecil sementara pelamarnya sangat banyak, tentu memiliki tingkat keketatan yang tinggi. Sehingga pelamar dengan nilai UTBK rendah memiliki peluang yang kecil.
Sebaliknya prodi dengan kuota yang banyak, tetapi pelamarnya tidak terlalu padat, memiliki tingkat keketatan yang lebih rendah. Sehingga pelamar dengan nilai UTBK rendah masih berpeluang untuk lolos SBMPTN.
Analisis data rekapitulasi nilai dari LTMPT bisa menjadi acuan untuk memilih PTN. Sebab, PTN seperti Unair menerapkan sistem cluster prodi saintek maupun soshum berdasarkan nilai UTBK minimal. Cluster A dengan nilai minimal 725. Yakni prodi Pendidikan Dokter, Sistem Informasi, Ilmu Komunikasi, dan Akuntansi.
Kemudian, cluster B memiliki nilai minimal 625. Antara lain, prodi Ilmu Ekonomi, Sastra Inggris, Ilmu Hukum, Kimia, Fisika, dan Kesehatan Masyarakat. Sedangkan, cluster C dengan nilai minimum 575 adalah prodi Ilmu Sejarah, Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Antropologi.
Menristekdikti Mohamad Nasir juga menuturkan pendaftar SBMPTN melamar prodi sesuai dengan kemampuannya. ”Harapan saya adalah mendaftar sesuai dengan apa yang diminati. Dengan kemampuan (nilai, Red) UTBK yang telah dicapai,” katanya.
Nasir menuturkan pelamar SBMPTN harus realistis dalam memilih prodi. Sehingga tingkat kegagalan dalam SBMPTN bisa ditekan seminimal mungkin. Dia menegaskan bahwa mengambil prodi kuliah harus benar-benar sesuai dengan minat dan bakat masing-masing anak.
BACA JUGA: Optimistis Honorer K2 yang Sudah PPPK Juga Bisa Diangkat menjadi PNS
Mantan rektor Universitas Diponegoro (Undip) itu menuturkan kalaupun nanti tidak lolos SBMPTN, masih ada jalur lain yakni seleksi mandiri. Dia mengatakan kuota jalur mandiri maksimal 30 persen dari kuota mahasiswa baru.
Nasir menuturkan meskipun SBMPTN dilaksanakan oleh LTMPT, namun kelulusannya tetap ditetapkan oleh rektor. (wan/han)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Pendaftaran SBMPTN 2019 Dimulai
Redaktur : Tim Redaksi