Hamdalah, 6 Warga Tulungagung yang Terpapar Antraks Mulai Sembuh

Kamis, 10 Juni 2021 – 00:44 WIB
Petugas menunjukkan foto infeksi kulit pada lengan warga pascakematian 26 ekor sapi akibat bakteri antraks di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, Senin (7/6). Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko

jpnn.com, TULUNGAGUNG - Kepala Dusun Toro, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, Jawa Timur, Agung Ari Saputra mengatakan enam warga yang diduga terpapar penyakit antraks dari sapi mati saat ini kondisinya berangsur sembuh.

Benjolan luka mirip bisul seukuran biji salak akibat paparan bakteri diduga antraks (Bacillus Anthracis) terlihat mulai kempis dan mengering. Fisik Agung juga terlihat bugar dengan muka cerah.

BACA JUGA: Warga Alami Kulit Bolong-bolong, Melepuh, Diduga Ini Penyakitnya

"Alhamdulillah ini kondisi saya sudah membaik. Belum kering sepenuhnya, namun sudah jauh lebih baik," tutur Agung, Rabu (9/6).

Agung merupakan satu dari enam penduduk Desa Sidomulyo yang mengalami gejala gangguan kulit dengan karakteristik atau ciri identik penyakit antraks.

BACA JUGA: Pengumuman, GRS Sudah Ditangkap, yang Pernah Berhubungan Siap-siap Saja

Lima warga lain yang terkonfirmasi juga mengalami gejala yang sama, gatal dan melepuh di kulit, lalu diikuti panas tinggi, namun sekarang berangsur membaik.

Hal ini seiring proses pengobatan yang terus-menerus, di bawah pantauan tim medis dari Dinkes Tulungagung dan RSUD dr Iskak.

Gangguan kulit yang dialami seperti benjolan bisul. Awalnya bintik kecil, terus kian membesar hingga sebesar jempol dengan bagian tengah luka kering sehingga menghitam legam seperti arang batubara. Ciri ini merupakan karakteristik penyakit antraks.

"Sepertinya saya terinfeksi bakteri antraks saat membantu petugas kesehatan hewan dari Kementerian Pertanian, tim dari BB Veteriner Yogyakarta, serta disnak melakukan autopsi salah satu ternak sapi warga yang saat itu mati," tuturnya.

Saat melakukan tindakan pembedahan itu, Agung sebenarnya sudah menggunakan alat pelindung diri sesuai standar penanganan pada hewan. Memakai sarung tangan, sepatu boots dan mencuci tangan usai tindakan.

Namun sepekan setelahnya Agung mulai merasakan bagian tangannya gatal dan terdapat bentol seperti bekas gigitan nyamuk.

"Saat autopsi sudah mengenakan sarung tangan karet tapi enggak tahu kok masih bisa terpapar," ujarnya.

Sadar risiko penyakit kulit karena barusan menyentuh ternak mati tak wajar, Agung segera memeriksakan diri ke puskesmas.

Apalagi Agung juga mengaku merasakan demam dan mual pada hari kedua.

Khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, Agung lalu memeriksakan kondisi ini ke petugas kesehatan. Terdapat lima warga yang juga menunjukkan gejala seperti Agung. Mereka kemudian diberi obat berupa salep dan antibody.

"Alhamdulillah ini sudah mengering dan tidak demam lagi, katanya kalau tidak diberi obat luka akan lebih besar lagi," tuturnya.

Agung mengaku kondisinya cepat membaik karena gejala antraks yang dia alami cepat ditangani. Ia juga rutin merawat luka dengan memberi salep serta obat sesuai resep dokter. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler