Hamdalah, Ekspor Rumput Laut Indonesia Meningkat di Kala Pandemi

Senin, 27 Desember 2021 – 21:19 WIB
Rumput laut yang sedang dijemur. Foto Yessy Artada

jpnn.com, JAKARTA - Ekspor rumput laut Indonesia mulai mencatatkan kinerja positif secara kumulatif, selama periode Januari-Oktober 2021.

Peningkatan ini terjadi karena naiknya permintaan dari mitra dagang utama Indonesia, yaitu Tiongkok.

BACA JUGA: Greta Iren Bongkar Isi Chat Laura Anna dengan Ibunda Gaga Muhammad, Sedih

Kenaikan ini diharapkan terus menguat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat. Rumput laut sebagai salah satu bahan baku makanan olahan dan farmasi diprediksi masih tetap memiliki permintaan yang tinggi.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan IEB Institute (Indonesia Eximbank Institute), nilai ekspor rumput laut selama periode Januari-Oktober 2021 tercatat naik sebesar 20,42% year-on-year (yoy) mencapai USD177,99 juta.

BACA JUGA: Jasa Raharja: Tekan Angka Laka Lantas, Masyarakat Bisa Memanfaatkan Aplikasi JRku

Pertumbuhan nilai ekspor secara kumulatif tersebut juga diikuti oleh pertumbuhan di sisi volume ekspor sebesar 11,68% yoy menjadi 159,59 ribu ton dibandingkan periode yang sama 2020, sebesar 142,90 ribu ton.

Kepala Divisi IEB Institute LPEI, Rini Satriani mengatakan meski kinerja ekspor pada 2020 sempat mengalami penurunan, namun di sisi lain Indonesia mampu menempati peringkat kedua sebagai negara eksportir rumput laut terbesar di dunia, yang berdaya saing baik.

BACA JUGA: IDeA Indonesia Akademi Gandeng Hotel Bintang 4 di Jawa Timur

Adapun jenis rumput laut Indonesia yang dikenal baik di pasar global adalah Eucheuma Cottonii yang memiliki porsi sebesar 71,59% dari total ekspor produk rumput laut Indonesia pada 2020.

Jenis rumput laut ini dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karagenan. Sementara, jenis rumput laut Gracilaria sp. menjadi produk ekspor rumput laut terbesar kedua dengan porsi 11,89% yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan agar-agar.

Tujuan ekspor rumput laut Indonesia pada 2020 didominasi ke negara Tiongkok dengan porsi terbesar (82,36%), lalu diikuti Korea Selatan (5,25%), Chile (3,20%), Vietnam (2,09%), dan Perancis (1,97%).

“Sulawesi Selatan merupakan wilayah asal ekspor rumput laut terbesar Indonesia dengan kontribusi sekitar 47,95% dari total ekspor rumput laut Indonesia dan diikuti oleh Jawa Timur dengan konstribusi sekitar 26,60%," kata Rini.

Melihat tren positif dari kinerja ekspor serta potensi yang luar biasa, Indonesia perlu mengoptimalkan kapasitas produksi komoditas rumput laut ini.

Melalui Program Jasa Konsultasi, LPEI meluncurkan program Desa Devisa berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas atau community development bagi wilayah, yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor.

Tujuannya untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler