jpnn.com - jpnn.com -Musim balapan Formula 1 baru dimulai satu bulan lagi. Namun kandidat terkuat juara dunia, Lewis Hamilton sudah pasang kuda-kuda. Juara dunia tiga kali itu menyatakan melarang mekaniknya untuk memberikan data balapannya kepada rekan satu timnya yang baru di Mercedes, Valtteri Bottas.
Hamilton bukan mempermasalahkan data tentang performa mobil yang biasanya memang didiskusikan antara mekanik di dalam tim untuk mendapatkan setingan terbaik. Data yang dimaksud adalah strategi balapnya ketika menaklukkan sebuah trek. Di antaranya, jalur balap yang dipilih dan titik pengereman.
BACA JUGA: Rio Haryanto Terancam Mental dari Formula 1
"Saya keluar trek dan melakukan lap-ku. Mempelajari PR-ku sendiri dan pembalap lain (rekan setimnya) bisa melihat (data) semuanya. Aku sudah meminta timku, aku juga tidak mau melihat data rekan setimku,'' tegas Hamilton dalam wawancara dengan Mercedes yang disponsori UBS dilansir Motorsport.
Hamilton menganggap tidak fair ketika seorang pembalap menemukan sendiri lap terbaiknya lalu rekan setimnya bisa mempelajarinya melalui komputer.
Dia kemudian mencontohkan, ketika seorang pembalap memilih titik pengereman, menentukan jenis ban terbaik, menghindari jalan yang tidak rata, semua faktor tersebut dilakukan untuk bisa melibas tikungan dengan cara paling kencang. Sementara pembalap lain bisa melakukannya lebih baik atau lebih buruk dari lawannya.
''Tapi karena data itu mereka bisa saja meniru. “Oh, dia mengerem lima meter lebih lambat di sana, aku akan mencobanya dan aku akan mengerem lima meter lebih lambat lagi dari dia”. Itu yang aku tidak suka, karena dia bisa mendekatimu dengan mudah,'' ingatnya.
Kondisi seperti itulah yang dirindukan Hamilton dari balapan gokar, karena hanya talenta-talenta terbaiklah yang bakal bersinar. Dengan bebasnya mengakses data pembalap lain tersebut, kini dengan mudah pembalap-pembalap muda bisa dengan cepat memperoleh kecepatannya di Formula 1. ''Ambil saja anak muda dari Formula 3, latih setiap hari di simulator dengan menggunakan dataku. Bisa jadi dia akan menguasai jalur balapku,'' yakinnya.
Sambil berseloroh Hamilton mengatakan, jika itu terjadi lebih baik para pembalap baru itu menjadikannya pelatih dan membayarnya mahal. ''Karena aku yang terbaik, karena aku mempelajarinya dengan serius. Karena aku sudah memenangi kejuaraan apapun yang pernah aku ikuti. Aku tidak pernah gagal dalam mengejar gelar juara,'' tandasnya.
Dalam wawancara yang menjawab pertanyaan para fan melalui sosial media itu Hamilton juga menegaskan tidak akan melakukan “shoey” sebanyak apapun kemenangan dan gelar yang diraihnya. Menurutnya seremoni dengan meminum champagne dengan sepatu balap itu adalah “jorok”.
Shoey dipopulerkan pembalap Red Bull Daniel Ricciardo musim lalu. Dua kali pembalap Australia itu melakukannya. Yakni ketika finis runner up di GP Jerman dan ketika menjuarai GP Malaysia. Ini adalah perayaan kemenangan yang biasa dilakukan pembalap Australia. Ricciardo sendiri meniru rider MotoGP kompatriotnya Jack Miller saat menjuarai balapan di GP Assen, Belanda.
''Keren kalau dia (Ricciardo) mau meminum keringat dari kakinya sendiri. Tapi aku tidak akan,'' tegasnya. Dia kemudian menjelaskan bahwa sepatu balap itu menahan suhu sangat panas pada bagian kaku. Semua pelumas hidrolis melewati sepatu tersebut dengan suhu sekira 300 derajat. ''Sangat panas, kakimu akan basah kuyup setelah balapan,'' ungkapnya.
Tentang mobil barunya tahun ini, Mercedes menggambarkannya seperti perahu. ''Sangat besar, jauh lebih besar dari sebelumnya. Juga lebar, dan lebih panjang,'' terangnya. Menurut regulasi musim ini, mobil baru akan bertambah lebih dari 1800 (1,8 meter) milimeter menjadi 2000 milimeter (2 meter). Mobil tersebut akan sama lebarnya dengan F1 20 tahun lalu. (cak/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek