Bagaimana manusia memberi dampak pada kualitas udara global? Badan Antariksa AS (NASA) mengatakan, perubahan pola selama dekade terakhir "tidaklah acak".

Pola polusi udara di seluruh dunia selama 2005-2014 telah dilacak dalam sebuah studi baru, menggunakan peta satelit global dari indikator kualitas udara untuk membantu "mengukur penggunaan energi, kebijakan lingkungan dan fenomena sipil".

BACA JUGA: Australia Uji Coba Terapi Sel Induk untuk Penderita Parkinson’s

NASA memandang tingkat nitrogen dioksida - emisi umum dari mobil, pembangkit listrik dan kegiatan industri yang bisa dengan cepat berubah menjadi ozon tingkat rendah, polutan pernapasan utama dalam asap perkotaan.

Hotspot gas atmosfer, yang digunakan sebagai indikator kualitas udara umum, bisa ditemukan di sebagian besar kota-kota besar.

BACA JUGA: Pria Australia Tewas di Kepulauan Seribu Jakarta

Tim peneliti mempelajari tren tahunan dari tingkat nitrogen dioksida di seluruh dunia, membandingkan catatan satelit dengan informasi tentang regulasi kontrol emisi, produk domestik bruto nasional dan pertumbuhan perkotaan.

"Perubahan-perubahan dalam pola kualitas udara ini tidaklah acak," kata ilmuwan atmosfer sekaligus peneliti utama studi tersebut, Bryan Duncan.

BACA JUGA: Produk Seafood Perusahaan Pelaku Skandal Perbudakan Buruh di Thailand Beredar di Australia

Ia menyambung, "Ketika pemerintah turun tangan dan mengatakan 'kami akan membangun sesuatu di sini atau kami akan mengatur polutan ini', Anda melihat dampaknya dalam data."

Siapa penyumbang emisi nitrogen dioksida terbesar?

Studi ini menemukan bahwa Amerika Serikat dan Eropa sempat termasuk penghasil emisi terbesar nitrogen dioksida, meskipun kedua kawasan ini juga menunjukkan penurunan paling dramatis.

Nitrogen dioksida menurun sebanyak 50% di kedua wilayah ini, sebagian besar karena peraturan lingkungan.

Bagaimana tingkat kualitas udara merefleksikan konflik di Suriah?

Di Suriah, tingkat nitrogen dioksida telah menurun ketika penduduk negara itu mengungsi karena perang sipil.

Namun, pada saat yang sama, negara-negara tetangganya telah mengalami peningkatan kadar gas karena pengungsi Suriah mengungsi di sana.

Bagaimana dengan industri di China?

China mengalami peningkatan nitrogen dioksida 20-50% di sebagian besar wilayahnya karena meningkatnya penggunaan batubara untuk listrik.

Namun, tiga wilayah metropolitan utama - Beijing, Shanghai, dan Delta Sungai Pearl- mengalami penurunan nitrogen dioksida sebanyak 40%.

Bagaimana dengan Australia?

Hampir semua kota-kota di Australia mengalami penurunan antara 17,5-37,5% pada tingkat nitrogen dioksida, dengan Melbourne mencatat perubahan yang paling dramatis karena peraturan lingkungan.

Namun, Darwin mengalami peningkatan sekitar 8% dalam tingkat nitrogen dioksida.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Banyak Warga Australia Keluhkan Internet Lambat

Berita Terkait