Hancur Lebur akibat Perang, Warga pun Sebut Kutukan

Minggu, 18 Desember 2011 – 12:14 WIB

PERANG Iraq, yang mulai dilancarkan oleh Presiden AS George WBush pada 2003, tentu tidak akan pernah hilang dari benak dan ingatan warga Negeri 1001 Malam tersebut

BACA JUGA: Seratus Santri RI Di Yaman Masih Berperang

Begitu pula halnya dengan tentara AS
Terutama, yang pernah bertugas di Fallujah, kota di Provinsi Al-Anbar dan terletak sekitar 69 kilometer sebelah barat Baghdad.
 
Kota tua yang berkembang sejak era Babylonia tersebut akan dikenang tentara adidaya itu sebagai pusat perlawanan paling sengit di awal invasi AS ke Iraq

BACA JUGA: Korupsi, Eks Presiden Prancis Dihukum Percobaan

Tetapi, Fallujah juga terkoyak dan rusak parah akibat perang
Meski saat ini sebagian wilayahnya sudah dibangun kembali, kota yang mendapat julukan sebagai city of mosques (kota masjid) itu tetap terluka akibat dua serangan masif tentara AS pada April dan November 2004.

Tidak hanya hancur, terhina, dan terisolasi dari wilayah Iraq lain

BACA JUGA: Keracunan Miras, 126 Tewas di India

Penduduk Fallujah harus membayar mahal pula akibat perang sengit antara pasukan AS dan milisi Suni pada 2004Begitu tentara AS ditarik dari bumi Iraq, warga kota itu pun bersuka citaBegitu kabar rencana penarikan itu beredar, warga pun tidak sabar lagi menunggu "sang penjajah" angkat kaki dari tanah air mereka.

"Memang benar kami menderita kekalahan, tetapi kami mengajarkan mereka pelajaran yang tak terlupakan," tutur seorang penduduk Fallujah yang terlibat dalam perang 2004 dan enggan disebutkan identitasnya"Mereka akan bercerita kepada anak-cucu mereka tentang para pejuang tangguh dari Fallujah," ujar pria itu bangga.

Kota berpenduduk setengah juta jiwa dan terletak di tepi Sungai Eufrat itu merupakan pusat dari demonstrasi anti-AS pada awal invasi negeri adidaya tersebut pada 2003.

Pada Mei 2003, penduduk Fallujah terlihat bersemangat melemparkan sepatu ke arah para tentara ASNamun, pada Maret 2004 empat pekerja asal Amerika di perusahaan pengamanan Blackwater, yang belakangan berganti nama menjadi Xe dan kini menjadi Academi, dibunuh secara brutal di kota itu.

Sejumlah gambar yang beredar memperlihatkan bahwa jenazah mereka dimutilasi dan dibakar sebelum digantung di jembatan yang membentang di atas Sungai EufratFoto-foto tersebut tersebar ke seluruh dunia dan tidak menunggu waktu terlalu lama bagi pasukan AS untuk membalasnya

Serangan besar-besaran pada April 2004 dilancarkan AS untuk memberangus perlawanan milisi Suni yang meluasNamun, Washington salahSebab, Fallujah malah menjadi pusat perlawanan kelompok Al Qaeda dan sekutunya, yang pada dasarnya mengendalikan kota tersebut

Serangan kedua pun diluncurkan AS dua bulan sebelum berlangsung pemilu legislatif pada Januari 2005Sekitar 2 ribu warga sipil Iraq dan 140 tentara Amerika tewas dalam perang tersebutBahkan, perang itu dianggap AS sebagai salah satu yang terdahsyat setelang Perang Vietnam.

Selang tujuh tahun kemudian, sisa-sisa kehancuran itu masih terlihat jelasPuing-puing sebuah gedung bertingkat yang  roboh belum dibersihkanLokasi bangunan itu sangat dekat dengan jembatan tempat pekerja (tentara swasta atau bayaran) Blackwater digantung.

Di belakangnya, terdapat sebuah kawasan berlumpur dan bekas pasar yang telah rusakBekas-bekas lubang peluru terlihat di sekilingnyaDi pasar yang dalam bahasa Arab disebut souk itu, terdapat sebuah workshop milik seorang penjahit bernama Mohammed Weida   

"(Tentara) Amerika benar-benar telah menghancurkan FallujahKehadiran mereka di sini adalah kutukan bagi kota kami," tutur pria 53 tahun itu sambil berdiri tepat di bawah lubang besar di langit-langit ruangan"Kami dulu hidup tenangKarena mereka (tentara Amerika), kondisi kami begitu menyedihkan saat ini," tambahnya

Di samping Weida, seorang guru terlihat mondar-mandir di tengah pasarDia pun bertutur  bahwa penduduk Fallujah tidak akan pernah memaafkan Amerika karena kerusakan yang telah mereka buat.

"Hari ini akan menjadi hari paling bahagia bagi rakyat IraqSebab, orang (tentara, Red) Amerika yang tersisa akan meninggalkan Iraq," seru Khalid Zidane Khalaf, 61, guru tersebut

Rabu lalu (14/12) penduduk Fallujah merayakan rencana penarikan tentara Amerika dengan membakar bendera AS dan meneriakkan dukungan terhadap perlawanan rakyatMereka menamakan perayaan itu sebagai festival tahunan pertama untuk mengenang perlawanan rakyat FallujahSaat itu, mereka membawa sejumlah poster dan plakat"Saat ini kita telah merdeka," bunyi salah satu poster ituAda pula yang bertuliskan, "Fallujah adalah api perlawanan,"

Ketua Dewan Kota Hamid Ahmed al-Hashim berperan besar terhadap perubahan di Fallujah sejak 2004Dia pun mengucapkan terima kasih atas upaya rekonstruksi oleh pemerintah Iraq, AS, dan berbagai organisasi internasional

"Tidak ada kota di Iraq yang rusak parah sebagaimana Fallujah selama pendudukan (AS)Dan tidak ada perang di Iraq yang bisa dibandingkan dengan di Fallujah," ujarnya

"(Tapi) jembatan-jembatan, rumah sakit terbesar di Iraq, dan sistem pengairan serta pembuangan sudah diperbaikiAnda bisa melihat, situasinya saat ini sudah sangat berbeda dengan kondisi setelah perang kedua (Oktober 2004, Red)," paparnya.

Meskipun telah dilakukan upaya rekonstruksi, bantuan keuangan dari AS sesungguhnya hanya berperan sedikit dalam memperbaiki kerusakan yang dialami Kota FallujahTerlepas dari kerusakan dan kehancuran material yang dialami Fallujah akibat perang 2004, militer AS pun diduga berperan pada memburuknya kondisi kesehatan penduduk Fallujah karena menggunakan fosfor putih sebagai senjata saat itu

Penduduk setempat juga mengeluhkan tindakan pasukan AS yang menutup akses menuju Fallujah selama bertahun- tahunAkibatnya, warga dari luar Fallujah tidak bisa masuk ke wilayah tersebutItu menyebabkan hancurnya ekonomi lokal di Fallujah. (AFP/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maskapai Thailand Pekerjakan Waria


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler