"Saya selalu suka pendidikan pesantren. Mereka fokus dalam pendidikan, dari pagi, siang, hingga malam. Belajar ngaji dan belajar agama di situ, sampe keluar dari pesantren memiliki pesan dan wacana agama yang kuat," kata Hanung di Kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Senin (1/10) malam.
Keinginan untuk membuat pesantren film itu lahir dari spirit Islam. Spirit itu yang akan membuat orang yang keluar dari pesantren film nanti punya dua senjata, yakni wacana, dan media.
"Kita ngeliat musuh Islam itu banyak sekali, mereka bisa membuat film yang menghina orang-orang Islam. Sementara orang-orang Islam itu hanya bisa menonton, melaknat atau mencaci. Tapi tidak bisa membuat film atau hal-hal benar," ungkap peraih dua penghargaan FFI sebagai sutradara terbaik itu.
Hanung mengatakan sekolah film yang sudah ada sekarang berbeda dengan pesantren film nanti akan ia buat. Jika sekolah film datang pagi, siang pulang, maka pesantern film lebih dari itu.
"Dia menginap di situ, mandi di situ, nyuci di situ. Jadi, belajar film bukan hanya belajar teori tapi belajar hidup juga. Jadi, mungkin nanti dia bercocok tanam di situ, memelihara ikan di situ," terang Hanung.
Pesantren film yang akan dibuat lebih mirip dengan Bengkel Teater yang pernah dibuat WS. Rendra. "Film itu representasi dari hidup. Bau, kotor, tanah, tanaman, bau amis ikan, menjadi bagian penting," jelasnya. (abu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anne Hathaway Akhirnya Menikah
Redaktur : Tim Redaksi