HANUNG Bramantyo tidak pernah berhenti berkarya baik sebagai sutradara maupun produser. Proyek terbarunya adalah sebuah film berlatar belakang politik.
Ya, Hanung memanfaatkan dinamika politik nasional menjelang Pilpres 2014 sebagai tema film yang diproduserinya. Panasnya suasana politik dan munculnya wajah-wajah baru yang akan maju dalam pertarungan lima tahunan itu dinilainya sangat menarik untuk diceritakan. "Ini film drama keluarga, tetapi background-nya Pemilu," katanya saat ditemui di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.
Dia mempercayakan penyutradaraan film itu kepada Rahabi, nama baru di dunia perfilman tanah air. "Di sini saya bukan sutradara, sutradaranya Rahabi. Saya sebagai produser," ucap pria kelahiran Jogjakarta, 1 Oktober 1975 itu.
Sementara di deretan pemain, ada nama-nama yang sudah sangat akrab dengan pecinta film. Pasangan kekasih Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto didapuk sebagai bintang utama. Ada pula nama Ray Sahetapy, Rudi Salam, Donny Damara dan Maudy Ayunda sebagai pemain pendukung.
Namun rak satu pun tokoh politik yang dilibatkan Hanung, termasuk sejumlah selebriti yang terjun ke dunia itu. "Saya tidak melibatkan tokoh politik, karena ini film drama bukan kampanye," tegas suami Zaskia Adya Mecca itu.
Dia tidak mau dianggap masyarakat dimanfaatkan oleh salah satu partai untuk mendulang suara menjelang Pilpres 2014. Misinya, mengajak generasi muda lebih cerdas dalam memilih pasangan calon yang akan memimpin negeri ini selama lima tahun ke depan.
"Pengen ajak anak muda terlibat dalam memilih pemimpin. Anak muda itu memiliki semangat yang tinggi. Kita lihat fenomena Jokowi-Ahok atau Obama-Voter, banyak anak-anak muda yang terlibat," tutur ayah dari Kanna Sybilla Bramantyo itu.
Dia menambahkan, filmnya itu bercerita tentang seorang remaja bernama Riki yang ayahnya mencalonkan diri sebagai presiden di ajang Pemilu. Meski figur sang ayah sangat populer dan sukses menjadi calon presiden favorit, tetapi Riki tidak menyukainya.
Dia tidak mau ayahnya menjadi pemimpin yang akan dicaci banyak orang saat terjadi hal buruk. Sebab, dirinya pun akan ikut kena imbasnya. Riki yang tidak mengerti politik, lantas curhat di jejaring sosial. Curhatan itulah yang dipakai lawan sang ayah untuk menjatuhkannya. "Ini hanyalah sebuah cerita fiksi dan tak ada kaitannya dengan tokoh atau partai politik yang ada di Indonesia," tegasnya.(ash)
Ya, Hanung memanfaatkan dinamika politik nasional menjelang Pilpres 2014 sebagai tema film yang diproduserinya. Panasnya suasana politik dan munculnya wajah-wajah baru yang akan maju dalam pertarungan lima tahunan itu dinilainya sangat menarik untuk diceritakan. "Ini film drama keluarga, tetapi background-nya Pemilu," katanya saat ditemui di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.
Dia mempercayakan penyutradaraan film itu kepada Rahabi, nama baru di dunia perfilman tanah air. "Di sini saya bukan sutradara, sutradaranya Rahabi. Saya sebagai produser," ucap pria kelahiran Jogjakarta, 1 Oktober 1975 itu.
Sementara di deretan pemain, ada nama-nama yang sudah sangat akrab dengan pecinta film. Pasangan kekasih Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto didapuk sebagai bintang utama. Ada pula nama Ray Sahetapy, Rudi Salam, Donny Damara dan Maudy Ayunda sebagai pemain pendukung.
Namun rak satu pun tokoh politik yang dilibatkan Hanung, termasuk sejumlah selebriti yang terjun ke dunia itu. "Saya tidak melibatkan tokoh politik, karena ini film drama bukan kampanye," tegas suami Zaskia Adya Mecca itu.
Dia tidak mau dianggap masyarakat dimanfaatkan oleh salah satu partai untuk mendulang suara menjelang Pilpres 2014. Misinya, mengajak generasi muda lebih cerdas dalam memilih pasangan calon yang akan memimpin negeri ini selama lima tahun ke depan.
"Pengen ajak anak muda terlibat dalam memilih pemimpin. Anak muda itu memiliki semangat yang tinggi. Kita lihat fenomena Jokowi-Ahok atau Obama-Voter, banyak anak-anak muda yang terlibat," tutur ayah dari Kanna Sybilla Bramantyo itu.
Dia menambahkan, filmnya itu bercerita tentang seorang remaja bernama Riki yang ayahnya mencalonkan diri sebagai presiden di ajang Pemilu. Meski figur sang ayah sangat populer dan sukses menjadi calon presiden favorit, tetapi Riki tidak menyukainya.
Dia tidak mau ayahnya menjadi pemimpin yang akan dicaci banyak orang saat terjadi hal buruk. Sebab, dirinya pun akan ikut kena imbasnya. Riki yang tidak mengerti politik, lantas curhat di jejaring sosial. Curhatan itulah yang dipakai lawan sang ayah untuk menjatuhkannya. "Ini hanyalah sebuah cerita fiksi dan tak ada kaitannya dengan tokoh atau partai politik yang ada di Indonesia," tegasnya.(ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Mulan Jameela Wafat
Redaktur : Tim Redaksi