Hanya 20 Persen Penduduk Punya Akses ke Industri Keuangan

Selasa, 09 April 2013 – 17:51 WIB
JAKARTA - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman Hadad menilai kurangnya kesadaran masyarakat akan pemanfaatan jasa lembaga keuangan ditengarai sebagai salah satu faktor utama masih rendahnya akses masyarakat terhadap lembaga keuangan. Untuk itu, perlu ada pemberian edukasi yang berkesinambungan.

"Masyarakat Indonesia belum melek finansial, hanya sekitar 20 persen dari penduduk Indonesia yang punya akses formal ke industri keuangan," ujar Muliaman di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Selasa (9/4).

Masih lemahnya jangkauan masyarakat terhadap fasilitas yang diberikan lembaga-lembaga keuangan tersebut, menyebabkan 80 persen dari penduduk Indonesia sulit mengembangkan atau bahkan memulai usahanya.

"Karena sulit memperoleh bantuan permodalan dari industri keuangan bank dan non-bank," terangnya.

Muliaman berharap, dengan pemaksimalan fungsi edukasi OJK, kesadaran masyarakat akan pemanfaatan fasilitas jasa keuangan dapat meningkat. Serta dapat meningkatkan daya saing pengusaha lokal yang mengalami kesulitan dalam hal permodalan.

"Semakin banyak akses industri keuangan secara formal, semakin banyak juga perolehan modal, sehingga mengurangi kemiskinan dan dapat mensejahterakan konsumen," terangnya.

Untuk menjalankan fungsi edukasinya tersebut, OJK tentu tidak bisa bekerja sendiri. Muliaman mengakui pihaknya masih memerlukan dukungan serta kerjasama dengan semua pihak.

"OJK harus membangun mekanisme kerjasama yang baik, selain itu OJK juga harus membangun komunikasi dengan yang lain seperti Bank Indonesia (BI), Kamar Dagang Indonesia (Kadin), dan lainnya," harapnya. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Juli, Uji Coba Bandara Kualanamu

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler