jpnn.com, JAKARTA - PT. Inhutani I, anak perusahaan Perum Perhutani mampu memasarkan produk industri kayu sebanyak 94 full container load (FCL) dengan volume 1.820 m3, senilai USD 1.755 (Rp 24,68 miliar) selama Januari-Agustus 2022.
Produk industri kayu itu dipasarkan di lima benua dengan negara tujuan USA, Belgia, UK, Jerman, Australia, Jepang, Korea dan Ethiopia
BACA JUGA: Penuhi Kebutuhan Minyak Kayu Putih Nasional, Perhutani Lakukan Ini
"Realisasi ekspor pada 2022 hingga Agustus mencapai 94 FCL dengan volume sebanyak 1.820 m3 dengan nilai USD 1.755 atau Rp 24,68 miliar ke pangsa pasar di 5 benua," kata Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro dalam siaran pers, Rabu (28/9).
Dia menyebutkan ekspor hingga akhir 2022 diproyeksikan sebanyak 229 FCL dengan volume 2.676 m. Wahyu optimistis terhadap potensi ekspor dan masa depan perusahaan melihat produktivitas Inhutani I saat ini khususnya pascamerge.
BACA JUGA: Didatangi DPR, Perhutani Ungkap Kondisi 3 Anak PerusahaanÂ
Pada 26 September Wahyu melepas ekspor produk industri kayu sebanyak 2 FCL dengan volume 42,72 m3 ke negara tujuan Australia dan Jepang.
Pelepasan ekspor produk dengan nilai USD 40,9 atau Rp 609 juta tersebut dilakukan Wakil Menteri I Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury didampingi Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Rachman Ferry Isfianto, Direktur Utama Perum Perhutani beserta jajarannya.
BACA JUGA: Menuju Swasembada Gula 2025, Perhutani Panen Perdana
Tentu saja, tambah Wahyu, masih ada sejumlah aspek yang perlu ditingkatkan di Inhutani I mulai dari tenaga kerja, modal, bahan baku, mesin, hingga metode atau prosedur yang digunakan hingga pasar lokal maupun global.
Sementara itu, Direktur Utama Inhutani I Oman Suherman menjelaskan bahwa produk-produk hasil industri kayu Gresik telah memenuhi sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK).
Adapun kapasitas terpasang pabrik saat ini 6.000 m3/ tahun dan telah terpenuhi sebesar 3.000 m3/ tahun, dengan produk yang dihasilkan berupa wood working product yang diproses berdasarkan spesifikasi dari calon pembeli (job order).
Wahyu menjelaskan produk utama yang dihasilkan antara lain moulding, S4S/S2S/E4E, door component, furniture, sedangkan sub produknya antara lain solid laminated board, finger join laminated board, dan finger join stick.
"Untuk ekspor kali ini jenis produk yang dikirimkan ke Sydney Australia, yaitu wood door jenis kayu Meranti merah dan ke Hakata Jepang adalah produk wood E2E jenis kayu Keruing”, Imbuhnya.
Sebagai informasi, Perum Perhutani memiliki 4 pabrik industri kayu di Pulau Jawa l, yaitu Industri Kayu Brumbung, Industri Kayu Cepu, Industri Kayu Gresik, dan Perhutani Plywood Industri (PPI) Kediri.
Selain itu, terdapat 2 pabrik industri kayu milik anak perusahaan Inhutani I, yaitu Unit Manajemen Industri (UMI) Gresik Jawa Timur dan UMI Juata di Kalimantan Timur.
Dalam kesempatan tersebut Pahala Nugraha Mansury juga menyerahkan sejumlah bantuan berupa sembako kepada masyarakat di sekitar Unit Manajemen Industri Gresik Inhutani I sebagai wujud kepedulian dan kehadiran nyata perusahaan bagi masyarakat.
Sebelumnya, Pahala mengunjungi lokasi agroforestry tebu mandiri Perhutani yang berlokasi di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang.
Pahala menjelaskan hal ini dilakukan untuk meningkatkan produksi gula nasional sehingga diharapkan 3 - 5 tahun mendatang Indonesia sudah bisa mencapai swasembada gula konsumsi.
Salah satu hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi lahan-lahan yang saat ini kurang produktif dioptimalkan untuk ditanami komoditas tebu, di samping untuk keseluruhan Perhutani tetap dipertahankan kelestarian hutannya. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad