jpnn.com - Happy Salma tak pernah berhenti berkarya. Entah itu di dunia akting maupung teater. Setelah menikah dan memiliki buah hati, kreativitasnya pun makin berani.
Baru-baru ini, Happy sapaan akrabnya,-menyiapkan sebuah pementasan teater. Perempuan yang memiliki nama asli Jero Happy Salma Wanasar memotret asmara sang pujangga, Chairil Anwar ke panggung.
BACA JUGA: Perempuan Perempuan Chairil, Reza: Jangan Orang Lain, Buat Aku Saja
Dengan judul Perempuan-Perempuan Chairil, Happy mengalihwahanakan buku biografi Chairil Anwar berjudul 'Chairil' yang ditulis oleh Hasan Aspahani.
”Pementasana ini kami gelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada 11 dan 12 September 2017,” ujar Happy Salma saat jumpa pers di Dia.Lo.Gue Kafe, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (19/8).
Meski mengkat asmara Chairil Anwar, dalam pementasan tersebut, Happy tidak semerta-merta menghadirkan begitu saja seluruh puisi dan isi buku di atas panggung.
Sebaliknya pertunjukan ini memotret empat sosok perempuan yang membawa pengaruh besar dalam sajak-sajak karya Chairil Anwar semasa hidupnya.
Keempat perempuan tersebut diantaranya, Ida Nasution. Sri Ajati, Sumiratdan yang terakhir Hapsah Wiraredja, ”Pendekatan agak filmiest, terus ada live orchestra, terus ada tim artistrk memberikan sentuhan yang simbolik tetapi rialis,” katanya.
Sejumlah aktor dan aktris berbakat bakal dilibatkan dalam pementasa tersebut, mereka diantaranya Reza Rahardia, Marsha Timothy , Chelsea Islan, Tara Basro, dan Sita Nursanti.
”Reza akan memerankan sosok Chairil Anwar, sedangkan empat perempuan yang mewarnai karya Chairil Anwar diperankan oleh Marsha Timothy sebagai Ida Nasution, Chelsea Islan sebagai Sri Ajati, Tara Basro memerankan Mirat dan yang terakhir dimainkan Sita Nursanti sebagai Sosok Hapsah Wiraredja,” jelasnya.
Happy menambahkan, pemilihan para pemain perempuan-perempuan Chairil cukup ketat. Masing-masing melalui proses yang cukup matang.
Baik dari sisi karakter serta pengalaman dalam berakting. ”Lumayan cukup ketat, ada Reza yang sudah pengalaman, karena dia akan dominanan dipanggung, tak hanya hafalan akan ada banyak puisi dan dialog,” katanya.
”Perempuan juga, memang kita tidak bisa melampirkan secara fisik, setidaknya energi dan rohnya kita dapatkan. Dan saya rasa, keempat perempuan ini cukup mewakili,” tegasnya.
Untuk mengemas cerita diatas panggung menjadi penampilan yang apik. Happy tak hanya melibatkan Agus Noor sebagai sutradara. Sebaliknya dia melibatkan Hasan Aspahani untuk melakukan riset akan penulisana skenario.
”Ini perkawainan yang manis, yang cukup solid, karena kita memiliki sporit yang sama. Alih wahanakan sebuah karya sastra, pemanggungan. Dialog mas Agus yang membuat, tetapi kaya supervise naskah dan riset mas Hasan,” tegasnya. (ash)
Redaktur & Reporter : Adil