Harapan di Pundak Sharapova

Untuk Kembalikan Kejayaan Tenis Putri Dunia

Rabu, 30 Mei 2012 – 10:27 WIB
PARIS - Pada 22 Agustus 2005, remaja jelita asal Rusia Maria Sharapova mengejutkan dunia. Pada usia belia, 18 tahun, Sharapova menyodok menjadi nomor satu dunia asosiasi tenis wanita (WTA). Dia menggusur andalan Amerika Serikat Lindsay Davenport yang sudah bertahta selama 44 pekan.
   
Tenis putri dunia langsung mendapatkan idola baru. Selain jago, paras Sharapova juga menawan. Rambutnya panjang dan pirang. Tingginya menjulang mencapai 188 cm. Namun sayang, Sharapova hanya bertahan satu pekan di peringkat teratas. 

Meski begitu, Sharapova sudah mencatat sejarah dengan menjadi petenis Rusia kedua setelah Dinara Safina yang mencapai nomor satu sejagad.    

Sharapova pun mendapatkan tempat di hati penggemar tenis dunia. Petenis kelahiran 19 April 1987 di Nyagan Rusia tersebut juga tidak menutup mata. Dia sadar, dengan kelebihan fisiknya. Dengan tangan terbuka, Sharapova menerima tawaran sebagai model.

Perusahaan besar multinasional tak ketinggalan untuk menyodorkan kontrak jutaan US dollar. Sebut saja Nike, Samsung, Tiffany & Co (perusahaan berlian), dan merek jam tangan terkenal asal Swiss TAG Heuer.

Dengan berbagai kesibukan di luar tenis  Sharapova tak lantas tenggelam. Tunangan mantan guard Los Angeles Lakers Sasha Vuja?i? itu masih sempat menjadi nomor satu dunia pada 2007 dan 2008.

Dia juga berhasil memenangi dua grand slam, US Open (2006) dan Australian Open (2008). Sebelumnya Sharapova menjadi kampium di Wimbeldon pada 2004.

Satu-satunya gelar grand slam yang belum dia menangi adalah Prancis Terbuka. Prestasi terbaiknya adalah mencapai semifinal pada 2007 dan 2011.

Sekarang, Sharapova sedang menuju ke puncak untuk melengkapi karirnya menjadi juara di empat grand slam. Pada babak pertama kemarin, dia mengandaskan Alexandra Cadantu dari Rumania dengan 6-0 dan 6-0. Sharapova hanya butuh 48 menit untuk melangkah ke babak kedua.

Banyak pihak yang berharap Sharapova menjadi juara. Sebab jika meraih trofi dan Victoria Azarenka tidak mampu masuk final, Sharapova akan menjadi nomor satu menggeser petenis Belarusia itu.

"Saya akan berusaha untuk menjadi juara. Sebab saya dalam kondisi puncak selepas dari cedera. Saya tidak ingat perhitungan rangkingnya seperti apa. Namun, saya tetap berambisi untuk menjadi nomor satu seperti waktu muda dulu," ujarnya kepada Reuters.

Berjayanya, Sharapova tentu akan menyelamatkan tenis putri dunia yang sedang turun karena tidak punya idola mantap. Azarenka yang menjadi nomor satu dunia selama 19 pekan sedang angin-anginan.

Sedangkan Caroline Wozniacki yang sempat menjadi ratu sepanjang 18 pekan sejak akhir Oktober 2010 hingga Februari 2011 juga sering mengecewakan. Petenis yang sekarang nangkring di peringkat sembilan dunia itu bahkan tidak pernah merengkuh satupun gelar grand slam.

Sekarang Sharapova siap untuk mengambil peluang itu. "Secara fisik dan mental saya percaya bisa bermain dalam tujuh pertandingan. Saya bisa bermain dengan intensitas yang sama. Tubuh saya bisa pulih dengan cepat," tegasnya.

Sharapova kemungkinan akan melangkah mudah ke babak ketiga. Dia hanya akan bersua petenis non unggulan asal Jepang Ayumi Morita pada babak kedua hari ini (30/5). (nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oranje Butuh Hasil Positif

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler