Harga Aset Kripto LYFE Melonjak 200 Persen Dalam Sehari

Kamis, 13 Agustus 2020 – 04:20 WIB
LYFE merupakan aset kripto yang berasal dari dalam negeri yang menangani bidang bisnis kesehatan, Internet of Things (IoT) dan blockchain. Foto dok Lyfe

jpnn.com, JAKARTA - Aset kripto LYFE mengalami kenaikan harga 200 persen di market INDODAX. LYFE merupakan aset kripto yang berasal dari dalam negeri yang menangani bidang bisnis kesehatan, Internet of Things (IoT) dan blockchain.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan harga tersebut menambah deretan cryptocurrency yang mencatatkan performa fantastis dalam waktu satu hari.

BACA JUGA: Viral di TikTok, Aset Kripto Dogecoin Naik 100 Persen Dalam Sehari

Harga LYFE di market INDODAX tercatat melonjak mencapai Rp644 pada Selasa (11/8) malam.

Sehari sebelumnya harga LYFE hanya berada di Rp200. LYFE yang merupakan aset kripto yang berasal dari dalam negeri juga seakan tidak mau kalah dengan crypto luar negeri.

BACA JUGA: Bangun Infrastruktur Blockchain di Indonesia, INDODAX Siapkan Divisi Khusus

“Sebelumnya selain Bitcoin yang dikenal masyarakat umum sekarang ada Aurora dari China, Dogecoin atau DOGE dari Amerika Serikat dan lainnya yang mengalami peningkatan harga fantastis dalam kurun waktu satu hari. LYFE, aset kripto dalam negeri juga mencatatkan performa yang luar biasa hanya dalam satu malam,” kata Oscar, Rabu (12/8).

Oscar mengungkapkan, kenaikan crypto di Indodax selalu bergantian. Jika melihat trennya, rata-rata semua crypto pernah mengalami kenaikan lebih dari 100% dalam beberapa bulan ini.

BACA JUGA: Lyfe dan Honest Mining Sukses Gelar Edukasi Blockchain

Menurutnya, wajar bila LYFE mengalami peningkatan harga. Karena LYFE merupakan perusahaan yang membidangi kesehatan, internet of things dan blockchain. Salah satu produk mereka adalah layanan kesehatan dimana permintaan terhadap layanan ini meningkat di tengah wabah COVID-19.

CEO LYFE Indra Darmawan menjelaskan, LYFE merupakan proyek di bidang kesehatan yang memadukan penggunaan beberapa teknologi yaitu IoT, telemedicine dan blockchain. Masing-masing teknologi tersebut adalah teknologi yang mutakhir.

“Untuk mendapatkan technological advantage di industri kesehatan, kami harus mensinkronkan dan menggunakan semua teknologi tersebut. Karena sifat dari industri kesehatan yang sangat ketat dalam hal regulasi, kompetisi, dan adopsi di lapangan. Market Indonesia juga menarik dan memiliki potensi besar,” katanya.

Di tengah wabah COVID-19, LYFE hadir di garis depan untuk memberikan layanan kepada masyarakat Indonesia.

Selain itu, salah satu produk yang dikembangkan adalah Lyfe Watch. Jam tangan pintar dalam negeri tersebut merupakan jam tangan pembayaran pertama di Indonesia, yang merupakan hasil kerja sama dengan Bank BNI di Indonesia.

Lyfe Watch terhubung dengan ekosistem Lyfe di mana pengguna bisa mengukur detak jantung dan mendapatkan motivasi untuk hidup lebih sehat.(chi/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler