jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa memperkirakan harga beras akan naik hingga Februari 2022.
Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti belum memasuki masa panen, tingginya permintaan, dan stok beras yang terbatas.
BACA JUGA: Bulog Serap 1,2 Juta Ton Beras Petani, Tak Perlu Impor, Stok Aman
Pakar pertanian yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) mengatakan kenaikan harga beras relatif tajam.
Berdasarkan data AB2TI saat melakukan survei harga Desember 2021 kemarin lonjakannya relatif tinggi.
BACA JUGA: Tenang, Stok Beras Cukup Sampai Akhir Tahun
"Januari ini akan tetap naik terus sampai nanti sekitar Februari 2022, masuk panen raya sekitar April-Mei harga beras akan relatif stabil," ungkap Andreas saat dikonfirmasi JPNN.com, Selasa (18/1).
Menurutnya, kenaikan harga beras adalah pola yang sangat wajar di saat stok terbatas.
BACA JUGA: Banjir Promo Weekend di Superindo, Harga Beras hingga Minyak Goreng Dibanting
Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan pengamatan Bulog di lapangan menunjukkan produksi beras diperkirakan terjadi pada periode Februari sampai Maret 2022.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memperkirakan potensi penyerapan pada kuartal I-2022 sebanyak 4,14 juta ton beras.
Jumlah tersebut ideal untuk memenuhi kebutuhan menjaga ketersediaan stok beras sebanyak 1,5 juta ton.
Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Selatan, dan Sulawesi Selatan diperkirakan menjadi produsen beras selama Januari - Maret 2022.
Selanjutnya, berdasarkan infopangan.jakarta.go.id harga beras mengalami kenaikan disemua jenis.
Harga rata-rata beras kualitas medium naik Rp 4.580 menjadi Rp 14.275 per kilogram, beras pera naik Rp 7 menjadi Rp11.987 per kikogram, dan beras kualitas super naik Rp 17 menjadi Rp 12.148 per kilogram.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu