Harga Besi Naik, Biaya Produksi Rumah Melesat 20 Persen

Selasa, 29 Agustus 2017 – 02:39 WIB
Ilustrasi perumahan yang sedang dibangun. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Kenaikan harga besi berpengaruh terhadap biaya produksi rumah.

Dalam sebulan terakhir, harga besi meningkat dua kali lipat sehingga diprediksi berpengaruh terhadap harga jual rumah.

BACA JUGA: Luncurkan Klaster Baru, Citra Harmoni Incar Segmen Menengah

General Manager Citra Harmoni Sidoarjo Hartono Winarko menyatakan, kenaikan harga besi selama Agustus mencapai sekitar 50 persen.

Jika tren tersebut terus berlangsung, biaya produksi rumah meningkat 15–20 persen.

”Tentu akan memengaruhi harga jual rumah,” kata Hartono, Minggu (27/8).

Kenaikan biaya produksi terjadi karena komponen besi tidak bisa dibeli dalam kontrak jangka panjang.

Ketika akan membangun rumah, pengembang baru bisa menyiapkan material besi.

Hal itu berbeda dengan bahan bangunan lain yang bisa disimpan selama enam bulan.

Kendati konsumen properti dibayangi kenaikan harga rumah, peluang untuk mendapatkan hunian dengan harga terjangkau masih besar.

Terutama bagi yang memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR), sejumlah bank menyiapkan suku bunga single-digit.

Marketing Manager Citra Harmoni R. Mayasari menambahkan, sedikitnya ada tujuh bank yang bekerja sama dengan Citra Harmoni.

”Hampir 90 persen pembeli Citra Harmoni menggunakan KPR. Ini menjadi market yang besar bagi perbankan,” ujar dia.

Tujuh bank mitra Citra Harmoni adalah BCA, Bank Mandiri, Permata Bank, Commonwealth Bank, BNI, CIMB Niaga, dan BTN.

Agustus ini, Citra Harmoni meluncurkan cluster baru New York yang menyasar segmen premium.

”Di Sidoarjo, harga unit yang kami luncurkan terbilang middle-up,” lanjut Mayasari.

Hingga kemarin, Citra Harmoni sudah membukukan penjualan sepuluh unit dari total 130 unit.

Selain berfungsi untuk penyegaran, peluncuran cluster premium itu bertujuan mendongkrak penjualan cluster lain.

Sebab, pembangunan cluster baru tersebut membutuhkan waktu 18 bulan sejak akad kredit.

Sedangkan lahan untuk cluster lama sudah siap sehingga bisa lebih cepat diselesaikan.

Saat ini, pengembang masih menguruk lahan dan membangun infrastruktur pendukung, terutama jalan. (res/c11/noe)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler