jpnn.com - jpnn.com - Pengusaha kuliner di Pontianak menjerit karena harga cabai melonjak tak keruan.
Para pengusaha pun dituntut memutar otak menyiasati kenaikan harga cabai itu
BACA JUGA: APPSI Imbau Pedagang Jangan Jual Cabaiâ¦
Inisiator Asosiasi Pelaku Usaha Kuliner (ASPEK) Kota Pontianak Laisah Maranatha mengatakan, cabai rawit merupakan salah satu bahan baku yang sangat diperlukan di bisnis kuliner.
“Apalagi bagi usaha rumah makan yang menu utamanya adalah sambal, harga cabai sekarang sangat mencekik,” kata Laisah sebagaimana dilansir Pontianak Post, Kamis (11/1).
Dalam sepekan terakhir, harga cabai memang melonjak sangat tajam.
Konsumen harus menebus cabai seharga Rp 90 ribu per kilogram.
Di beberapa tempat, harga cabai malah sudah menyentuh Rp 125 ribu.
Padahal, sebelumnya, harga cabai masih di kisaran Rp 35 ribu per kilogram.
Hal itu tentu berpengaruh terhadap harga produksi. “Otomatis angka pembelian bahan baku kami naik,” tegasnya.
Dia menambahkan, kenaikan harga cabai tak selalu diikuti lonjakan harga makanan.
“Bagi pengusaha yang bergerak di bidang usaha rumah makan dan resto, akan sangat sulit bagi mereka untuk menaikkan harga jual makanan,” katanya.
Mau tak mau, dalam satu minggu terakhir, pengusaha berupaya bertahan dengan harga jual yang sama walaupun harga cabai naik signifikan.
“Konsekuensinya akan berpengaruh pada margin keuntungan,” tambah Laisah.
Ari, pedagang makanan di Perumnas 2, mengaku kesulitan menyiasati kenaikan harga cabai.
“Masyarakat pasti protes kalau harga (jualan) naik,” kata Ari. (mif)
Redaktur & Reporter : Ragil