”Naiknya memang drastis. Sekarang mah pasokan juga memang sedikit karena hujan,” ungkap salah seorang pedagang cabe rawit di Pasar Cikurubuk, Andiyana (33) kepada Radar (Grup JPNN) ditemui di lapaknya, Selasa (5/3).
Diakuinya, cuaca hujan memang sangat mempengaruhi. Sudah menjadi fenomena biasa tiap musim hujan cabe rawit minim pasokan. Karena cabe rawit subur ketika cuaca tidak terlalu basah, juga tidak terlalu kering. Dia sendiri biasa mendapatkan pasokan cabai dari Majalengka.
”Utamanya memang faktor cuaca, sangat menentukan. Kalau hujan atau kemarau. Ini tiap tahun selalu seperti itu. Dulu (sebelum musim hujan) sehari biasa dikirim dua setengah sampai tiga ton sehari. Sekarang paling hanya delapan ton,” tuturnya.
Sementara di tingkat pengecer cabai rawit dijual dengan harga variatif. Salah seorang pedagang eceran di Pasar Cikurubuk H Wiwi (52), menjual dengan harga Rp 30 ribu per kilogram. Diakuinya harga cabe rawit memang mendadak tinggi. Stok barang yang didapatnya pun sedikit karena memang di tingkat agen pasokan bumbu masak itu sangat kurang.
”Dua bulan lalu mah masih sekitar delapan ribuan sekilo. Sekarang mah mahal. Tapi biasanya nanti juga normal lagi,” paparnya. (pee)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembatasan Impor Bawang Dicek Ulang
Redaktur : Tim Redaksi