Harga Daging Membengkak, Pedagang Ancam Mogok

Jumat, 23 November 2012 – 02:09 WIB
TASIK – Para pedagang sapi yang berada di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya, Jawa Barat mengancam akan mogok berjualan jika Pemerintah Kota tidak bisa menekan harga daging sapi yang terus melonjak hingga Rp 85 ribu per kilogram.

“Sejak tingginya harga daging, pembeli jadi berkurang dan ini membuat kita (pedagang) banyak melamun. Jika harga tidak bisa ditekan oleh pemerintah kita siap mogok berjualan,” tutur H Endang, pedagang sapi lokal di Pasar Cikurubuk, Kamis (22/11).

Ia menjelaskan, saat ini pasokan daging sapi sangat kurang dan sulit didapat. Ditambah daya beli masyarakat kini kecil sebab harga yang terlalu tinggi. ”Kita tidak mau ambil risiko untuk tidak menaikkan harga. Karena memang stoknya sendiri susah dicari,”  ujarnya.

Menurut Endang jika kondisi tersebut dibiarkan, pembeli akan semakin berkurang dan stok sapi tidak ada. ”Saya harap pemkot bisa mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan bagi pedagang, peternak, maupun pembeli. Sehingga tidak ada yang saling dirugikan,” ujarnya.

Kebijakan tersebut salah satunya dengan menyediakan stok daging yang cukup bagi pedagang. Sehingga harga jual pun tidak tinggi yang otomatis akan kembali seperti semula. ”Biasanya kita menjual di kisaran Rp 70-75 ribu per kilogram. Kita akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan para pedagang daging untuk menggelar aksi mogok,” tuturnya.

Pengusaha Ternak Sapi Mina Lestari H Nandang Suryana mengatakan, mahalnya harga daging sapi lokal disebabkan kalah bersaing dengan harga daging sapi impor. Pasalnya, ongkos pengiriman sapi dari daerah penyuplai menuju daerah konsumsi lebih mahal dibandingkan ongkos impor sapi dari luar negeri.

“Sapi lokal kalah bersaing dengan sapi impor, khususnya dari segi harga. Soalnya terlalu panjang rantai penjualan dan pengiriman,” ujarnya.

Selain itu, harga sapi yang melonjak disebabkan para peternak yang kehabisan stok pasca Idul Adha. Saat ini para peternak baru mulai melakukan pemeliharaan terhadap sapi bakalan atau sapi yang harus dipelihara terlebih dahulu.

”Ditambah kini sudah mengalami musim hujan. Kondisi tersebut membuat ketersediaan pakan cukup sehingga petrenak memilih lebih baik memelihara dulu sebelum dijual ke pasaran,” paparnya.

Nandang yang juga politisi dari Partai Gerindra Kota Tasikmalaya tersebut mengungkapkan, untuk bisa mengatasi harga yang mahal ini, pemkot harus bisa mengeluarkan kebijakan, seperti memberikan subsidi bunga dan subsidi pakan bagi peternak. Sehingga harga bisa ditekan agar tidak terlalu mahal saat dijual di pasaran.

”Sistem infoplasma harus berjalan. Selain itu pemkot harus mengawasi secara ketat sapi betina produktif yang ada di jagal,” tandasnya. (kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Musnahkan Uang Rp811 Miliar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler