Terus melonjak hingga sekarang menembus harga Rp100.000/Kg. Sejumlah pembeli mengaku keberatan, dengan naiknya harga daging tersebut karena kebutuhan di bulan puasa cukup banyak.
Seperti yang diungkapkan Ajat (45) salah seorang Warga Desa Kutagandok, Kecamatan Kutawaluya kepada Pasundan Ekspres.
"Sehari menjelang bulan puasa sudah biasa saya selalu membeli daging sapi atau daging ayam potong. Namun untuk saat ini harga daging sangat mahal, jadi saya harus mepertimbanglam kembali untuk membeli daging tersebut, karena kebutuhan di bulan puasa pasti akan banyak sekali,"ungkap Ajat.
Sementara itu, Amang salah seorang penjual daging sapi dipasar Rengasdengklok mengaku kondisi seperti ini lumayan menyurutkan penjualannya. Pasalnya, banyak warga yang lebih memilih daging ayam potong dibanding dengan daging sapi atau kerbau.
"Bulan puasa kali ini tidak seperti sebelumnya, saya bisa meraup keuntungan yang cukup banyak. Namun dengan harga daging yang selangit ini, banyak para konsumen daging sapi beralih pada ayam potong yang harganya jauh lebih murah," kata Amang, seraya melayani pembelinya.
Menurutnya, harga diperkirakan akan terus naik, hingga menjelang lebaran mendatang. Menurut pedagang, kenaikan harga daging sudah terasa sejak sepekan yang lalu. Permintaan yang banyak, sementara pasokan tetap membuat harga tidak terkendali.
"Untuk harga daging sekarang Rp100 ribu, tetelan jeroan Rp70-80 ribu perkilo dan harga untuk tulang Rp50 ribu per kilo. Sedangkan untuk ayam potong saat ini Rp 25 ribu perkilo,"jelasnya.
Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun Pasundan Ekspres (Grup JPNN) di lapangan, harga daging di kecamatan Rawamerta dan sekitarnya menembus hingga angka Rp112 ribu perkilo. Dengan konsidsi demikian banyak warga diRawamerta lebih memilih daging ayam potong dan memasak sayuran saja, yang harganya jauh lebih murah.
Wardi (34) Salah seorang Warga Desa Gombongsari, kecamatan Rawamerta mengaku harga daging yang melonjak tinggi membuatnya tidak bisa membeli daging tersebut, dan memilih membeli ayam potong saja.
"Kalau saya biasanya membeli daging ke Pasar Telagasari dah saat ini harga daging disana mencapai Rp 112 ribu perkilo. Sedangkan untuk di tempat pemotongan, hanya sekitar Rp 100 ribu. Banyak para pembeli yang protes dengan harga yang jaug berbeda dengan tempat pemotongannya itu," katanya.
Padahal, sambung Wardi, awal puasa ini banyak para umat muslim yang akan menjalankan puasa pada hari pertama ini meburu daging sapi atau daging ayam. agar dalam puasa pertama ini bisa semangat dan gairah dalam santap saur nanti.
"Banyak tetangga saya yang tidak mampu mebeli daging ataupun ayam potong akibat harganya yang cukup tinggi. mereka mensiasati hal tersebut dengan mebeli sayuran saja, utntuk dimasak pas santap saur pertama nanti,"paparnya.
Namun, tambah dia, dengan demikian diharapkan para konsumen daging bisa lebih cermat dalam memilah dan memilih daging tersebut, pasalnya dengan lonjakan yang cukup tinggi ini, tak ayal membuat sejumlah pedagang nakal memanfaatkan momen seperti ini untuk menjual daging busuk atau ayam tiren dan lain sebagainnnya. "Para pembeli daging ayam maupun sapi harus lebih hati-hati lagi,"pungkasnya.(diz/man)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BUMN Bakal Tanam Cabe Dengan Teknologi Modern
Redaktur : Tim Redaksi