Harga Daging Terus Melambung

Jumat, 21 Desember 2012 – 10:16 WIB
BANDUNG- Harga daging sapi dan ayam potong terus merangkak naik di wilayah Bandung dan sekitarnya. Kenaikan diakibatkan hilangnya pasokan daging sapi serta merebaknya isu flu burung pada unggas di Indonesia beberapa waktu terakhir.

Kebutuhan daging sapi dan ayam tidak pernah surut, dikarenakan tingkat konsumtif masyarakat yang sangat tinggi. Apabila terdapat kesulitan untuk mendapatkannya, atau kenaikan harga yang terjadi, selalu menjadi keluhan yang mendasar dari masyarakat.

Saat beberapa waktu lalu, terjadi keluhan dan pengaduan dari para pedagang daging sapi dan ayam, ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat. Namun hingga  saat ini belum ada perubahan harga di lapangan. Bahkan harga daging sapi dan ayam terus  menanjak menjelang akhir tahun ini.

"Kami merasa kesulitan untuk menjual kepada pembeli, dikarenaka harganya terus naik, pelan tapi pasti.  Bayangkan tiap hari naik seribu dari satu bulan lalu, jadi kalau dihitung kita sudah naik hampir tiga puluh ribu. Beruntung kami masih mendapat pasokan dari pasar Ciroyom, walau di jatah, karena pasokan daging kurang dan harus di bagi-bagi dengan pedagang lain ," kata Lutfi(32) pedagang daging di pasar sederhana, Sukajadi,  Kamis (20/12).

Tidak hanyaLutfi, pedagang lain juga merasakan hal yang serupa, kesulitan terus dialami terutama pasokan daging serta penjualan yang menurun. Hal ini menjadi beban tersendiri bagi pedagang daging.

"Sebenarnya kami masih beruntung bisa tetap berjualan tidak seperti pedagang di tempat lain yang memutuskan untuk mogok berjualan dikarenakan kesulitan mendapatkan pasokan daging. Selain itu harga jual yang teramat tinggi, disini kita masih mendapat pasokan dari bandar, walau harga mahal dan dijatah," kata Asep.

Selain para pedagang daging sapi, kini para pedagang ayam potong merasakan kesulitan, dengan kenaikan harga yang terjadi saat ini. Hal ini mengakibatkan penurunan omset penjualan hingga 50%, dari penjualan biasanya.

Ilyas (43), pedagang daging ayam di pasar Sederhana ini mengutarakan tentang penurunan omsetnya dikarenakan harga jual yang menanjak, dan adanya isu flu burung. Akibatnya para konsumennya mengurangi pembelian daging ayam.

"Penurunan pendapatan saya rasakan saat ini, semenjak kenaikan harga yang terjadi dari beberapa waktu lalu, penjualan menurun drastis. Biasanya saya bisa menjual satu kuintal daging ayam, kini hanya setengahnya saja yang terjual. Selain dari harga isu flu burung juga membuat was-was yang mau beli daging ayam," kata Ilyas. (mg11)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Insentif Pajak Sepi Peminat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler