SURABAYA - Melemahnya nilai tukar rupiah sejak Mei berimbas pada kenaikan harga elektronik. Kenaikan harganya cukup bervariasi, sekitar 2-6 persen. Itu diungkapkan Senior Branch Manager PT Sharp Electronic Indonesia Area Surabaya Satrio Soetanto.
Di sela-sela acara Sharp Historia di Surabaya kemarin, Satrio mengatakan bahwa harga terkerek naik lantaran biaya pembelian bahan baku juga naik. Dia menjelaskan, produk Sharp di Indonesia masih disuplai pabrikan Indonesia. Tapi, komponennya masih impor.
"Pembelian komponen itu pakai dolar. Sehingga, harganya mengikuti nilai tukar rupiah terhadap dolar," katanya.
Kenaikan yang paling tinggi dialami kulkas dan AC. Sampai sekitar enam persen. Sedangkan produk lain berkisar 2-3 persen.
General Manager PT Electrolux Indonesia Area Timur Susanto Junaidi mengungkapkan hal serupa. Mulai Juli, pihaknya menaikkan harga produk sekitar 2-3 persen. Mesin cuci dan kulkas, katanya, naik dua persen. Sedangkan vacuum cleaner naik tiga persen.
Susanto menjelaskan, perusahaan asal Swedia itu belum punya pabrikan di Indonesia. Produk-produknya murni impor. Beberapa negara pengimpornya adalah Thailand dan Meksiko.
Meski ada kenaikan, Satrio dan Sutanto menegaskan bahwa target penjualan tak bakal dikoreksi. Penjualannya Electrolux untuk area timur di kuartal pertama meningkat hingga 20 persen. "Kami harapkan akan terus naik hingga akhir tahun nanti," ujarnya.
Untuk Sharp, tahun lalu penjualan mencapai Rp 40 miliar per bulan. Tahun ini ditargetkan naik sekitar 15 persen. (uma/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukit Asam Buyback 9,6 Juta Lembar Saham
Redaktur : Tim Redaksi