Harga Emas Berjangka Lesu

Selasa, 12 November 2019 – 08:58 WIB
Ilustrasi emas. Foto : Pixabay

jpnn.com - Penurunan tren permintaan terhadap aset-aset safe haven, mendorong pelemahan harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, pada akhir perdagangan, Selasa (12/11) pagi WIB.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 5,80 dolar AS atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 1.457,10 dolar AS per ounce.

BACA JUGA: Masduit Menawarkan Kemudahan Membeli Emas Lewat Aplikasi

Indeks Dow Jones Industrial Average pulih moderat, naik 0,05 persen, tak lama sebelum penyelesaian transaksi emas. Ketika ekuitas membukukan keuntungan, logam mulia biasanya turun, karena investor tidak mencari aset safe haven dan mengalihkan investasinya di aset berisiko.

Namun, penurunan emas lebih jauh tertahan oleh dolar AS yang lebih rendah. Dolar AS melemah setelah Presiden Donald Trump mengatakan pada akhir pekan bahwa pembicaraan perdagangan dengan China berjalan "sangat baik," tetapi bahwa Amerika Serikat hanya akan membuat kesepakatan dengan Beijing jika itu tepat untuk Amerika.

BACA JUGA: Harga Emas Kian Berkilau, Rekor dalam Lebih 6 Tahun

Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, turun hampir 0,2 persen pada akhir perdagangan.

Jika dolar AS melemah, itu membuat emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya, sehingga membatasi kejatuhan emas.

BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Turun Tajam, Buruan Beli!

Sementara itu, beberapa investor terpikat ke pasar obligasi AS, kata analis, ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun naik menjadi 1,945 persen pada perdagangan Senin (11/11).

Harga emas berjangka juga sedikit lebih rendah akhir pekan lalu, karena logam mulia tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 3,5 dolar AS atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 1.462,9 dolar AS per ounce, merupakan level terendah baru dalam tiga bulan terakhir. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler