jpnn.com, JAKARTA - Harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).
Harga emas memperpanjang kenaikan untuk hari keenam berturut-turut.
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Memelesat dengan Mantap, Jadi Sebegini
Kenikan emas terjadi setelah data harga-harga konsumen AS dirilis. Pasalnyalogam mulia dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD 15,6 atau 0,84 persen, menjadi ditutup pada USD 1,863,90 per ounce, menetap di level tertinggi sejak 14 Juni
BACA JUGA: Promo Khusus dari Sky House Alam Sutera, Ada Hadiah Emas
Sehari sebelumnya, Rabu(10/11) emas berjangka bertambah USD 17,5 atau 0,96 persen menjadi USD 1.848,30, setelah terdongkrak USD 2,8 atau 0,15 persen menjadi USD 1,830,80 pada Selasa (9/11), dan menguat USD 11,2 atau 0,62 persen menjadi USD 1.828,00 pada Senin (8/11).
ahli strategi pasar senior di RJO Futures Bob Haberkorn menilai pasar ketakutan oleh data IHK (indeks harga konsumen) yang masuk cukup tinggi.
BACA JUGA: Daftar Harga Emas di Pegadaian, Senin 8 November 2021
"Para pedagang melihat emas sebagai aset pengaman, sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi ini," kata Haberkorn.
Selain itu, Haberkorn menyebut pasar tidak percaya kenaikan suku bunga adalah kemungkinan sekarang.
"Angka yang kita lihat kemarin bisa menjadi dorongan kembali hingga mencapai USD 1.900 per ounce untuk emas," kata dia.
Pasalnya, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak membayar bunga.
Emas telah mencapai tertinggi baru setelah bank-bank sentral utama mengindikasikan pekan lalu suku bunga akan tetap rendah dalam waktu dekat.
Federal Reserve mempertahankan pendiriannya bahwa inflasi bersifat sementara.
Namun, sejak itu, pejabat Fed telah menyuarakan kekhawatiran tentang inflasi yang bertahan lebih lama. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia