jpnn.com, JAKARTA - Harga emas berjangka jeblok ke level terendah dalam tujuh minggu terakhir pada Selasa (Rabu Pagi WIB).
Harga emas jatuh USD 14,5 atau 0,83 persen lantaran USD menguat dan imbal hasil obligasi AS melonjak.
BACA JUGA: Harga Emas Antam dan UBS 24 Karat Hari Ini Menarik, Yuk Borong!
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange anjlok USD 14,5 menjadai Rp 1.737,50 per ounce.
Kepala strategi komoditas di TD Securities Bart Melek menyatakan plot titik yang ditetapkan oleh anggota FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) menandakan kenaikan suku bunga Fed yang lebih awal dari perkiraan.
BACA JUGA: Daftar Harga Emas Hari Ini di Pegadaian
"Pergerakan lebih tinggi melintasi kurva imbal hasil terus berdampak negatif pada emas," kata Melek.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
BACA JUGA: Pantauan Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, Ada Kenaikan?
Melek membeberkan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan naik kembali di atas 1,5 persen.
Angka itu menjadi level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan.
"Pasar mulai memperhitungkan inflasi masa depan yang lebih tinggi," ujar Melek.
Selain itu, dia menilai beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus.
"Tetapi, imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi menurunkan daya tarik komoditas yang tidak memberikan imbal hasil," kata dia.
Seperti diketahui, pasar mencermati pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang mengatakan bahwa ekonomi AS masih jauh dari mencapai pekerjaan maksimum. Pada pada Selasa (28/9/2021) Powell mengungkapkan indikator itu menjadi komponen kunci dari persyaratan bank sentral untuk menaikkan suku bunga.
Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang rivalnya naik 0,4 persen, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
“USD telah terapresiasi lebih lanjut selama beberapa hari terakhir, yang menambah tekanan pada harga emas. Pelaku pasar tampaknya memperkirakan kenaikan suku bunga lebih awal akan dilaksanakan oleh The Fed," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.
Sementara itu, lembaga riset The Conference Board yang berbasis di AS melaporkan pada Selasa (28/9/2021) bahwa indeks kepercayaan konsumen AS merosot ke 109,3 pada September, terendah tujuh bulan dan turun dari revisi 115,2 pada Agustus. Ini memberikan beberapa dukungan bagi emas.
Beberapa waktu terakhir emas mengalami gejolak, pada Senin (27/9), emas berjangka naik tipis USD 0,3 dolar AS atau 0,02 persen menjadi USD 1.752.
Emas berjangka juga sedikit menguat USD 1,9 atau 0,11 persen menjadi USD 1.751,70 pada Jumat (24/9), setelah anjlok USD 29 atau 1,63 persen menjadi USD 1.749,80 pada Kamis (23/9), dan menguat USD 0,6 atau 0,03 persen menjadi USD 1.778,80 pada Rabu (22/9). (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia