Harga Emas Memelesat ke Puncak Tertinggi, Jadi Sebegini

Sabtu, 04 September 2021 – 09:34 WIB
Harga emas berjangka terdongkrak naik lantaran data pertumbuhan pekerjaan AS pada Agustus lebih lambat dari perkiraan. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Emas berjangka terangkat lebih dari satu persen ke level tertinggi dalam 2,5 bulan pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB).

Harga emas terdongkrak naik lantaran data pertumbuhan pekerjaan AS pada Agustus lebih lambat dari perkiraan.

BACA JUGA: Aduh! Harga Emas di Pegadaian Jumat 3 September Turun Lagi

Hal itu mendorong USD lebih rendah dan menimbulkan keraguan tentang kepastian waktu pengurangan stimulus Federal Reserve.

Emas berjangka menguat 0,8 persen untuk minggu ini.

BACA JUGA: Pelemahan Data Bikin Harga Emas Menanjak, Bagaimana Hari Ini?

Emas berjangka jatuh USD 4,5 atau 0,25 persen menjadi USD 1.811,50 per ounce pada Kamis (2/9/2021), setelah merosot USD 2,1 atau 0,12 persen menjadi USD 1.816 pada Rabu (1/9/2021), dan melonjak USD 5,9 atau 0,33 persen menjadi USD 1.818,10 pada Selasa (31/8/2021).

Pertumbuhan lapangan pekerjaan AS pada Agustus jauh di bawah ekspektasi di tengah lonjakan infeksi COVID-19.

BACA JUGA: Aduh, Harga Emas Merosot Tajam

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (3/9/2021) bahwa pengusaha-pengusaha AS hanya menambahkan 235.000 pekerjaan pada Agustus, lebih rendah dari ekspektasi pasar dan lebih rendah dari kenaikan pekerjaan yang direvisi naik sebesar 1,1 juta pada Juli dan 962.000 pada Juni.

Indeks USD tergelincir segera setelah laporan tersebut dirilis, sehingga memperkuat daya tarik emas bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.

"Emas menerima dorongan sambutan dari laporan (pekerjaan) yang jauh lebih lemah," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.

"Tetapi fakta bahwa emas gagal menembus di atas resistansi pada USD 1.835 per ounce dapat menunjukkan beberapa skeptisisme tentang apakah ini berarti pertumbuhan puncak dan penundaan pengurangan stimulus," imbuhnya.

Beberapa analis berpendapat bahwa data pekerja yang lebih lemah dari perkiraan dapat memberikan alasan kepada Federal Reserve untuk mendorong kembali pengurangan pembelian aset.

Beberapa analis lain berpendapat bahwa data tersebut tidak mungkin mengubah permainan mengingat peningkatan tajam dalam data pekerjaan AS dalam beberapa bulan lalu.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pekan lalu bahwa jika pertumbuhan pekerjaan berlanjut, The Fed dapat mulai memotong pembelian aset tahun ini, tetapi akan tetap berhati-hati untuk menaikkan suku bunga.

Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang mungkin mengikuti langkah-langkah stimulus.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Fokus pasar akan beralih ke pertemuan FOMC September mendatang. Kami terus melihat risiko kenaikan lebih lanjut untuk emas mengingat ekspektasi kami terhadap USD melemah dan imbal hasil riil tetap sangat negatif," kata Suki Cooper, analis logam mulia di Standard Chartered Bank.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 88,4 sen atau 3,7 persen, menjadi ditutup pada USD 24,802 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 27,4 dolar atau 2,76 persen, menjadi ditutup pada USD 1.021,6 per ounce. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler