jpnn.com, JAKARTA - Harga emas melonjak mendekati level tertinggi sembilan bulan pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).
Melonjaknya harga emas memperpanjang kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut yang didorong ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih lambat oleh Federal Reserve.
BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian 13 Januari 2023, Turun, Waktunya Investasi
Data indeks harga konsumen Desember yang dirilis Kamis (12/1) mengkonfirmasi bahwa inflasi AS berada di jalur menurun.
Namun, masih jauh untuk mencapai target inflasi Federal Reserve 2,0 persen.
BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian 12 Januari 2023, Antam Wajib Diborong, Bun
Pasar memperkirakan bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga acuan, tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat, kemungkinan sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada 1 Februari.
Emas telah menguat selama tiga bulan terakhir karena inflasi yang surut mendorong imbal hasil obligasi pemerintah.
Di sisi lain, emas terdongkrak nilai USD lebih rendah di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan jauh lebih tidak agresif dengan kenaikan suku bunga tahun ini dibandingkan 2022.
"Harga emas naik karena Wall Street makin yakin bahwa Fed hampir selesai menaikkan suku bunga," kata analis di platform perdagangan daring OANDA Ed Moya.
Moya mengatakan jika emas dapat ditutup dengan nyaman di atas level USD 1.900 hal tu bisa menjadi sinyal yang sangat bullish untuk sisa bulan ini.
"Resistensi kuat di wilayah USD 1.950 untuk logam kuning," ungkapnya.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (13/1/2023) bahwa indeks harga impor AS naik 0,4 persen pada Desember setelah turun sebesar 0,7 persen yang direvisi pada November, mengejutkan para ekonom yang memperkirakan penurunan 0,8 persen.
Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan yang dirilis Jumat (13/1/2023) naik menjadi 64,6 dalam survei awal Januari, pembacaan tertinggi sejak Januari 2022 dan naik 8,2 persen dari pembacaan Desember 59,7.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD 22,90 atau 1,21 persen menjadi ditutup pada USD 1.921,70 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai puncak sesi di USD 1.925,30 dan terendah USD 1.895,10.
Emas berjangka ditutup di atas USD 1.900 pada Jumat (13/1) untuk pertama kalinya sejak akhir April.
Total kenaikan pekan ini sebesar 2,8 persen lebih tinggi dibandingkan minggu lalu.
Emas berjangka terangkat USD 19,90 atau 1,06 persen menjadi USD 1.898,80 pada Kamis (12/1), setelah terkerek USD 2,40 atau 0,13 persen menjadi USD 1.878,90 pada Rabu (11/1).(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul