jpnn.com, JAKARTA - Harga emas berjangka merosot pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menghentikan kenaikan selama tiga hari beruntun.
Penurunan emas disinyalir karena investor melakukan aksi ambil untung setelah USD naik menyusul angka klaim pengangguran yang menunjukkan pasar pekerjaan AS masih kuat.
BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian 2 Maret 2023, Cakep, Bun, Jual Atau Beli?
Dikutip dari Antara, USD menguat pada Kamis (2/3/2023) setelah klaim pengangguran menunjukkan pasar pekerjaan AS yang masih kuat.
Di sisi lain, data ekonomi menunjukkan kenaikan biaya tenaga kerja, mengindikasikan Federal Reserve harus melangkah lebih jauh dalam menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Masih Moncer, Mantap!
Namun, berbagai pakar ekonomi menyebut posisi emas masih kokoh karena permintaan bank-bank sentral atas emas telah kembali.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (2/3/2023) klaim pengangguran awal AS turun 2.000 menjadi 190.000 yang disesuaikan secara musiman dalam pekan yang berakhir 25 Februari.
Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan produktivitas AS turun 1,7 persen pada 2022.
Data China juga menunjukkan sisi positif dengan pemulihan ekonomi yang kuat setelah negara itu melonggarkan sebagian besar tindakan anti-COVID awal tahun ini.
Hal itu menjadi pertanda baik bagi permintaan komoditas-komoditas di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, tergelincir USD 4,90 atau 0,27 persen menjadi ditutup pada USD 1.840,50 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di USD 1.845,30 dan terendah di USD 1.835,90.
Harga emas berjangka terkerek USD 8,70 atau 0,47 persen menjadi USD 1.845,40 pada Rabu (1/3), setelah melonjak USD 11,80 atau 0,65 persen menjadi USD 1.836,70 pada Selasa (28/2).(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul