Harga Garam Anjlok Saat Panen

Selasa, 31 Juli 2012 – 08:56 WIB
SURABAYA - Panen perdana garam yang berlangsung sejak bulan ini tidak diimbangi dengan harga garam yang membaik. Harga malah anjlok lantaran stok garam impor masih memenuhi gudang industri pengolahan garam. Saat ini harga rata-rata garam untuk kualitas pertama hanya Rp 400 per kg.

Padahal, Peraturan Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tentang Penetapan Harga Penjualan Garam Di Tingkat Petani Garam menyatakan harga terendah untuk garam kualitas pertama Rp 750 per kg. Sedangkan untuk kualitas kedua Rp 550 per kg. Aturan tersebut berlaku sejak 5 Mei 2011.
 
Kabid Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jatim Eryono mengatakan sejak awal bulan lalu harga garam tercatat Rp 400 per kg. Harga itu turun dari sebelumnya sebesar Rp 450 per kg. Sedangkan, tahun lalu ketika menjelang berakhirnya panen harga sempat berada di posisi Rp 750 per kg.

"Kalau tidak ada garam impor yang masuk ke pasaran, tentu harga bisa sesuai dengan ketentuan, yakni sebesar Rp 750 per kg. Tapi, ternyata hukum ekonomi lebih kuat. Selama stok garam impor masih ada, penyerapan industri pengolahan terhadap garam rakyat tidak terlalu tinggi karena harus menghabiskan stok impor," katanya saat ditemui Jawa Pos, Senin (30/7).

Di Jatim terdapat enam industri pengolahan garam, lima di antaranya mendapat alokasi impor garam. PT Susanti Megah dari kuota 50 ribu ton hanya terealisasi 26 ribu ton, PT Garindo Sejahtera Abadi dari kuota 70 ribu ton terealisasi 27 ribu ton, PT Garam (persero) dari kuota 50 ribu ton terealisasi 27,5 ribu ton dan PT Sumatraco Langgeng Makmur dari kuota 30 ribu ton terealisasi 11 ribu ton. Ditambah, PT Budiono Madura Bangun Persada yang mampu merealisasikan seluruh kuota impornya sebesar 50 ribu ton.

"Mereka sudah menghentikan kegiatan impor sejak Mei lalu, karena aturannya memang tidak memperbolehkan impor satu bulan sebelum panen dan dua bulan setelah panen. Kami harapkan industri segera menyerap garam rakyat sebanyak-banyaknya, sehingga harga bisa bergerak naik dari posisi sekarang," tandasnya.

Apalagi, sekarang masih panen perdana dan diperkirakan musim panen tahun ini bisa berlangsung selama 4-5 bulan ke depan. Artinya, panen akan berakhir pada September nanti. Karena itu, dia optimistis target produksi garam sebesar 907 ribu ton bisa tercapai mengingat didukung dengan musim kemarau yang relatif lebih panjang dari tahun lalu. "Rata-rata produktivitas garam selama musim panen bisa mencapai 70 ton per hektar," sebutnya.

Sementara luas lahan total mencapai 11.490,81 hektar yang tersebar di 11 kabupaten dan kota. Antara lain, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruan Kabupaten/Kota, Probolinggo dan Madura. Untuk Madura terbagi menjadi Pangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. "Terbesar di Sampang seluas 4.200 ha dan Sumenep 2.068 ha," sebutnya. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Remitansi TKI Tahun Ini Diperkirakan Rp 65 Triliun

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler