jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti berkomentar terkait anjloknya harga garam di tingkat petani yang terjadi belakangan ini. Saat ini harga garam produksi rakyat kualitas unggul (KW I) ada di level Rp600 per kilogram (kg).
Sementara, untuk garam jenis KW II ada di level Rp500 per kg dan KW III sebesar Rp400 per kg. Padahal tahun lalu, harga garam sempat berada di atas Rp1.000 per kg.
BACA JUGA: 4 Makanan Ini Wajib Dihindari Penderita Hipertensi
Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah mengalokasikan impor garam pada 2018 yang sebesar 3,7 juta ton. Sementara untuk 2019, pemerintah mengalokasikan impor garam sebesar 2,7 juta ton.
Menurut Susi, anjloknya harga garam ditingkat petani karena impor berlebih. Apalagi, garam impor ini sudah bocor di pasaran.
BACA JUGA: Menteri Susi dan Farah Quinn Siap Hebohkan Fashion & Cultural Festival 2019
"Persoalan harga jatuh adalah impor terlalu banyak dan bocor. Titik. Itu persoalannya," ujar Susi di Kementerian KKP, Jakarta.
BACA JUGA: Jokowi Minta Ignasius Jonan dan Rini Soemarno Berhati-hati
BACA JUGA: Gunung Garam
Menurut Susi, sudah seharusnya impor garam memang harus diatur. Sehingga harga produksi petani bisa terserap seluruhnya dan harganya bisa tetap dijaga.
"Kalau diatur impornya di bawah 3 juta ton kayak tempo hari kan harga di petani masih bisa Rp 2.000, Rp 1.500," ucapnya.
Sayangnya, selama ini yang terjadi impor garam terlalu banyak. Sehingga ini menyebabkan kebocoran dan harga garam ditingkat petani menjadi murah.
"Persoalannya impor terlalu banyak dan itu bocor," tandasnya.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asupan Garam Bisa Memicu Asam Urat?
Redaktur & Reporter : Yessy