Rosniati Nasution, pedagang yang sudah 20 tahun berjualan jengkol mengaku, kenaikan harga karena kosongnya buah jengkol. Jengkol yang ia dapat memalui pemasok langganannya.
"Memang kalau jengkol setiap tahunnya pasti terjadi kekosongan. Bahkan untuk menjelang puasa ini sudah habis. Karena jengkol yang saya dapat dari Sibiru-biru ini yang muda-muda sudah diambil. Jadi kalau menunggukan yang tua pasti tidak ada lagi," akunya.
Dikatakannya, harga jengkol ukuran besar Rp44 ribu, untuk berukuran sedang Rp40 ribu. Sedangkan buah jengkol yang muda per kilonya Rp28 ribu.
"Biasanya nenek jual jengkol sehari bisa 10 goni. Tapi saat ini karena kendala kosong barang hanya 2 goni saja terjual," tambahnya.
Sedangkan untuk pete, ia tidak terlalu banyak membelinya. "Untuk pete nenek jual Rp2.000 per papan. Kalau pete ada juga sih peminatnya namun tak terlalu banyak,” kata dia.
Lain halnya dengan wanita separuh baya yang disapa Inang. Wanita yang menggunakan kaos putih dan celana ponggol ioni mengatakan, dirinya hanya menjual pete dan tak mau menjual jengkol karena harganya yang mahal.
"Sedangkan pete saja ini ada kesulitan, kadang juga mau kosong. Untuk pete beragam harganya ada yang Rp2.000-Rp3.000 per papan. Tapi kalau lagi banjir-banjirnya pete bisa Rp1.000 per papan," tuturnya. (mag-12)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan: Buat Apa BUMN Kalau Tak Mensejahterakan
Redaktur : Tim Redaksi