MARTAPURA - Harga komoditi buah Kakao (coklat) di Kabupaten OKU Timur (OKUT), Sumsel, yang sempat dikeluhkan, kali ini justru membuat petani sumringah.
Kondisi tersebut tentunya membawa harapan baru bagi petani walaupun harga Kakao terkadang tak stabil dalam jangka waktu yang lama.
“Walaupun harga Kakao terkadang tak menentu namun itu tak berpengaruh bagi kami selaku petani. Sebab kalau dipersentasekan, harga Kakao saat masih relatif menguntungkan," ujar Ibrahim (60), salah seorang petani Kakao asal Desa Negeri Ratu Baru Kecamatan Bunga Mayang, kemarin.
Untuk harga Kakao sebelumnya atau pada Maret kata Ibrahim mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu perkilogram.
"Nah saat April naik menjadi Rp 14 ribu perkilogram. Ya sudah lumayan pak kalo dibanding sebelumnya," ucapnya.
Harga Kakao itu, kata Ibrahim, tergantung dari kadar air. “Jika kandungan kadar airnya tinggi maka harganya akan murah dan juga sebaliknya bila kadar air rendah harganya bisa mahal,” tandasnya.
Sedangkan Dirham, petani Kakao lainnya mengatakan, kenaikan harga Kakao juga dipengaruhi faktor permintaan.
“Biasanya kondisi di pabrik lagi kekurangan stok. Jadi para pengumpul Kakao mulai memesan banyak kepada petani Kakao,” ungkapnya.
Namun terkadang, kata Dirham, permintaan juga tak terpenuhi. “Nah saat persediaan Kakao sedikit lalu permintaan banyak maka harganya Kakao bisa naik bahkan dua kali lipat sehingga harganya bisa tembus Rp 22 ribu perkilogram," tukas Dirham.(rob)
Kondisi tersebut tentunya membawa harapan baru bagi petani walaupun harga Kakao terkadang tak stabil dalam jangka waktu yang lama.
“Walaupun harga Kakao terkadang tak menentu namun itu tak berpengaruh bagi kami selaku petani. Sebab kalau dipersentasekan, harga Kakao saat masih relatif menguntungkan," ujar Ibrahim (60), salah seorang petani Kakao asal Desa Negeri Ratu Baru Kecamatan Bunga Mayang, kemarin.
Untuk harga Kakao sebelumnya atau pada Maret kata Ibrahim mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu perkilogram.
"Nah saat April naik menjadi Rp 14 ribu perkilogram. Ya sudah lumayan pak kalo dibanding sebelumnya," ucapnya.
Harga Kakao itu, kata Ibrahim, tergantung dari kadar air. “Jika kandungan kadar airnya tinggi maka harganya akan murah dan juga sebaliknya bila kadar air rendah harganya bisa mahal,” tandasnya.
Sedangkan Dirham, petani Kakao lainnya mengatakan, kenaikan harga Kakao juga dipengaruhi faktor permintaan.
“Biasanya kondisi di pabrik lagi kekurangan stok. Jadi para pengumpul Kakao mulai memesan banyak kepada petani Kakao,” ungkapnya.
Namun terkadang, kata Dirham, permintaan juga tak terpenuhi. “Nah saat persediaan Kakao sedikit lalu permintaan banyak maka harganya Kakao bisa naik bahkan dua kali lipat sehingga harganya bisa tembus Rp 22 ribu perkilogram," tukas Dirham.(rob)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Disanksi, 90 Persen karena Selingkuh
Redaktur : Tim Redaksi