Harga Kebutuhan Pokok Terjaga, Isu Rupiah Jadi Tak Berguna

Senin, 10 September 2018 – 11:21 WIB
Rupiah di antara dolar AS (USD) dan lira Turki (TRY). Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai, pemerintah perlu terus menjelaskan kepada masyarakat penyebab nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

Tujuannya, untuk menetralisir keadaan, sehingga masyarakat tidak waswas. Karena, kekhawatiran hanya akan menyebabkan kondisi semakin memburuk.

BACA JUGA: Demi Prabowo, Ibu Ini Rela Jalan Kaki 150 Kilo

"Ya, satu-satunya alasan yang masuk akal (rupiah melemah) karena gejolak ekonomi global. Bukan karena fundamental ekonomi bangsa yang ambruk. Ini perlu dijelaskan secara terus menerus ke publik," ujar Adi kepada JPNN, Senin (10/9).

Menurut pengajar di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini, ketika masyarakat mengetahui fundamental ekonomi bangsa cukup kuat, maka mereka akan tenang.

BACA JUGA: Sinyal dari Langit, Amien Sebut Jokowi Akan Kalah di Pilpres

Apalagi, jika pemerintah mampu membuktikan harga-harga kebutuhan pokok tidak melonjak naik, maka isu melemahnya rupiah tidak akan akan ampuh digunakan sebagai bahan kampanye di Pilpres 2019.

"Intinya, pemerintah harus membuat rakyat tenang dengan kondisi ekonomi global yang berdampak ke seluruh dunia ini. Kemudian, mengambil kebijakan yang melindungi kebutuhan rakyat kecil," katanya.

BACA JUGA: Sandi Sebut Erick Thohir Tak Berani Tolak Permintaan Jokowi

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini optimistis, Indonesia bakal mampu menghadapi krisis yang ada jika semua pihak saling bergandengan tangan. Bukan malah memanfaatkan situasi demi kepentingan kelompok tertentu. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Pak Prabowo Ceramahi Ribuan Santri di Banyuwangi


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler