Harga Minyak Dunia Meroket, Ada Kaitannya dengan Permintaan BBM di SPBU

Sabtu, 14 Mei 2022 – 06:20 WIB
Harga minyak dunia melonjak sekitar empat persen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Harga minyak dunia melonjak sekitar empat persen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).

Komoditas energi itu melambung lantaran harga bensin Amerika Serikat (AS) melonjak ke rekor tertinggi.

BACA JUGA: Gonjang-ganjing Energi Antara Rusia dan Eropa, Harga Minyak Dunia Tancap Gas!

Di sisi lain, harga minyak dunia dipengaruhi oleh kebijakan Tiongkok yang dinilai siap untuk melonggarkan pembatasan pandemi dan investor khawatir pasokan akan mengetat jika Uni Eropa melarang minyak Rusia.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman pada Juli meningkat USD 4,10 atau 3,8 persen menjadi menetap di USD 111,55 per barel.

BACA JUGA: Pasar Ketakutan pada Lockdown China, Harga Minyak Dunia Merosot

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman pada Juni bertambah USD 4,36 atau 4,1 persen, menjadi ditutup di USD 110,49 per barel.

Itu adalah penutupan tertinggi untuk WTI sejak 25 Maret sekaligus kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, sementara itu, Brent mencatat penurunan mingguan untuk pertama kalinya dalam tiga minggu.

BACA JUGA: Harga Minyak Dunia Naik Lagi, Menteri Keuangan Waspada

Bensin berjangka AS melonjak ke level tertinggi sepanjang masa setelah stok turun minggu lalu selama enam minggu berturut-turut. Itu mendorong ukuran margin keuntungan pemurnian ke level tertinggi sejak mencapai rekor pada April 2020 ketika WTI berakhir di wilayah negatif.

Direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho Robert Yawger ??mencatat permintaan bensin siap melonjak ketika musim mengemudi musim panas mulai pada liburan akhir pekan Memorial Day AS.

"Belum ada peningkatan penyimpanan bensin (AS) sejak Maret," kata dia.

Klub mobil AAA mengatakan harga BBM AS di SPBU naik ke rekor tertinggi pada hari Jumat (13/5) di USD 4,43 per galon untuk bensin dan USD 5,56 untuk diesel.

Harga minyak telah bergejolak, didukung oleh kekhawatiran kemungkinan larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia dapat memperketat pasokan. Akan tetapi, ditekan oleh kekhawatiran bahwa pandemi COVID-19 yang bangkit kembali dapat memangkas permintaan global.

Analis Rystad Energy Louise Dickson menyebutkan jika embargo Uni Eropa, jika diberlakukan sepenuhnya, maka akan membuat sekitar tiga juta barel per hari (barel per hari) minyak Rusia offline.

"Akan benar-benar mengganggu, dan pada akhirnya menggeser arus perdagangan global, memicu kepanikan pasar dan volatilitas harga yang ekstrem," ujar Dickson. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler